Aktor di Dalam Wacana

0

Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam ilmu Linguistik, analisis wacana kritis merupakan salah satu bidang yang juga digeluti oleh para linguis, khususnya bagi yang mendalami linguistik terapan. Analisis wacana maupun analisis wacana kritis memiliki arah kajian yang sama, tetapi memiliki tingkat yang berbeda. Di dalam analisis wacana, fokus yang ditekankan adalah linguistik wacana, tanpa memandang konteks lain yang melingkupi wacana. Sedangkan dalam tahap kritis, analisis wacana tidak hanya menekankan pada aspek linguistik saja, tetapi juga konteks yang meliputi wacana, mulai dari latar belakang wacana, produksi wacana, hingga bagaimana wacana tersebut disebarkan kepada masyarakat luas. Hal ini merupakan salah satu kajian yang menarik untuk dikaji dalam analisis wacana kritis adalah aktor dalam wacana.

Aktor dalam wacana merupakan sosok yang berpengaruh. Hal ini dikarenakan kontribusinya dalam membangun wacana cukup besar. Wacana sebagai satuan linguistik terbesar, campur tangan aktor di dalamnya akan sangat mempengaruhi ke arah mana wacana tersebut akan ditujukan.

Aktor dapat diartikan secara individu atau kolektif terlibat dalam wacana yang menentukan strukturnya.  Kontribusi aktor ini memodelkan konstelasi kompleks atas wacana yang dibangun, dimulai dengan fase awal sebagai aktor-netral dalam ruang diskursif.  Perkembangan wacana kemudian dicirikan oleh posisi aktor yang berbeda, yang dapat dibedakan sesuai dengan posisi komunitas yang membentuk wacana berkenaan dengan serialitas dan pluralitas, posisi elit yang memiliki fungsi pengendali wacana, dan posisi konsumen dengan fungsi yang berhubungan dengan khalayak ramai.  Sebagai efek dari posisi komunitas dan kelompok elit, kemudian dihadirkan fenomena consensuality dan agonality.  Afiliasi aktor yang mempengaruhi wacana akhirnya dimasukkan dalam pemodelan sebagai faktor terkait aktor lebih lanjut (Kämper, 2017).

Lebih lanjut, menurut Dreesen (2013, dalam Ismaiel, 2017), aktor adalah bukan hanya konsep dari individu atau organisasi yang bertindak secara otonom, tetapi seseorang yang dimungkinkan oleh tatanan diskursif untuk mencitrakan dirinya dengan cara tertentu, sementara yang lain tidak dapat melakukannya dengan cara yang sama.

Di dalam suatu wacana, aktor menempati posisi yang sangat penting. Aktor secara harfiah merupakan orang atau kelompok yang memproduksi suatu wacana. Secara lebih luas lagi, aktor dalam wacana merupakan pihak yang memiliki kuasa maupun tujuan tertentu dan mengutarakan pemikirannya melalui suatu wacana (Van Dijk, 2006).

Dalam konteks wacana, peran aktor sangat mempengaruhi bagaimana wacana tersebut akhirnya dapat mempengaruhi orang lain atau menggiring masyarakat terhadap suatu opini mau pun sudut pandang tertentu. Dalam dunia politik, peran dari wacana dapat memicu sentimen publik sehingga bisa menguntungkan atau merugikan aktor yang terdapat dalam wacana, bergantung siapa yang memproduksi wacana tersebut (Van Dijk, 2008).

Dalam kaidah ilmu linguistik dan tataran analisis wacana, aktor akan dicitrakan sebagai pihak yang paling baik dan memiliki berbagai macam kelebihan. Sedangkan pihak lawan, khususnya yang memiliki ideologi berlawanan atau tidak berada di dalam kubu yang sama dengan aktor wacana, akan dicitrakan secara pasif, kabur, samar, dan cenderung memiliki banyak kekurangan (Van Dijk, 1988).

Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa aktor dalam wacana merupakan pihak-pihak yang mencitrakan dirinya secara khusus, memegang peranan penting dalam wacana, serta memiliki tujuan tertentu. Masyarakat sebagai konsumen wacana dapat menelaah terlebih dahulu setiap informasi yang didapat hingga memahami setiap detail yang ada dalam wacana secara komprehensif. Dengan demikian, tidak akan terjadi salah persepsi yang bisa berakibat negatif atas dasar kesalahpahaman pemaknaan wacana. (DEW)

Tentang Penulis

Penulis bernama Prahoro Yudo Purwono, mahasiswa program studi S-1 Sastra Jerman Universitas Negeri Surabaya dan S-1 Manajemen Universitas Terbuka. Terkait tulisan dan hal-hal lain, penulis dapat dijumpai di akun instagram @pyp_raesland atau email ke drpurwono369@gmail.com.

Daftar Rujukan

Ismaiel, Mansour. 2017. Diskurslinguistische Akteurs- und Äußerungsanalyse am Beispiel der medialen Konstruktion des Syrien-Konflikts. Europa-Universität Flensburg.

Kämper, Heidrun. 2017. Handbuch Sprache in Politik und Gesellschaft. ISSN 978-3-11-029586-3 ISBN: 978-3-11-029631-0. Berlin : Kersten Sven Roth, Martin Wengeler, Alexander Ziem.

Van Dijk, T. A. (2008). Discourse and Context, A Sociocognitive Approach. New York: Cambridge University Press.

Van Dijk, T. A. (2006). Ideology and Discourse. Elsevier.

van Dijk, T. A. (1988). News as Discourse. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.

About author

No comments

Wangsulane Iku Wajib

TPA utawa Taman Pengajian Anak-Anak ing Gang Raung iku tansaya rame. Umume, guru sing ngulang ana TPA iku materine dironce sedhengan, ora abot-abot nemen. Sore ...