JURUS SAKTI SANG PEMIMPIN DI ERA PANDEMI

0

Sejak bebera hari ini, kami baca-baca jurnal ilmiah dan berita dengan situs yang akurat di internet tentang pandemic effect. Banyak problelm ditemukan. Mulai dari ekonomi, sosial sampai pendidikan. Disaat yang sama, pemerintah melakukan terobosan solusi, kemudian diberitakan. Beberapa jurnal yang kami baca adalah karya Roma Doni Azmi dkk. Kebangkitan Nasional; Pemuda Melawan Pandemi Global pada tahun 2020 di Buletin Hukum dan Keadilan. Tulisan Dana Riksa Buana, Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia Dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesehjateraan Jiwa tahun 2020 juga, dimuat di Jurnal Sosial & Budaya Syar-I, dan Wahyudin Darmalaksana dkk. Analisis Pembelajaran Online Masa WFH Pandemic Covid-19 sebagai Tantangan Pemimpin Digital Abad 21 tahun 2020 pada Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati; kemudian tulisan Dindin Jamaluddin dkk. Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru taun 2020 pada Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati; terakhir tulisan Muhammad Harfin Zuhdi dengan judul Konsep Kempemimpinan Dalam Islam, pada Jurnal Akademika tahun 2014. Akhirnya, melalui bacaa-bacaan tersebut, mulailah kami menulis.

Terkadang, sebagai penganut ajaran rasio burhanisme, kita tidak percaya pada kejadian-kejadin tahayyul yang tidak masuk akal. Beberapa bulan ini, kita dipadatkan dengan pembenaran prediksi Presiden Soeharto tentang Indonesia ditimpa bencana di tahun 2020, ramalan Gusdur juga tentang pandemi dunia, serta ulama dan pemikir hebat yang diluar nalar. Memang kita tidak percaya pada mitos, tebakan tanpa bukti ilmiah, ramalan ataupun prediksi berbau mistis, ini bukan alam kita sebagai cendikiawan. Bahkan ukuran tugas akhir saja, tanpa adanya footnote kita anggap ngawur. Apalagi sekadar ramalan. Namun ramalan tersebut, kini menjadi nyata. Kita dihadapkan pada kondisi sosial yang kacau, mau tidak mau, kita juga harus selera dengan tatanan sosial baru, entah tatanan sosial model apa.

Tentu masih terngiang jelas teriakan WHO tentang serangan wabah yang melanda global. Mereka sebut Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Tidak tanggung-tanggung, 216 negara diberitakan terpapar dan mengalami pasang-surut bergelombang kencang. Bagi negara adidaya, tidak berat mereka meneriakan lockdown, namun bagi negara lemah, nanti dulu. China dan Amerika aman-aman saja melockdown, tapi di India, rakyatnya histeris di mana-mana. Hebatnya, wabah ini ditetapkan sebagai bencana global, termasuk juga Indonesia mengatakan kalau kita sedang diterpa bencana nasional.

Ditengah ketegangan multisituasi ini, masyarakat berharap pemerintah berpikir keras menemukan jalan keluarnya. Rakyat menanti kebijakan semua arah yang diputuskan oleh pemimpin. Saat ini, kita menengadah, meminta kepada sang khalik, memohon kepada pemimpin tentang bagaimana cara memutus wabah ini tanpa membuat rakyat kelaparan. Untuk itu, peran pemimpin saat ini sangat diperlukan agar dalam masa pandemic ini, masyarakat tetap terjamin kehidupannya. Harfin Zuhdi (2014) ikut memberikan pendapat bahwa seorang pemimpin haruslah amanah serta dapat mengambil peran dalam musyarawah untuk menyelasaikan suatu masalah. Pemimpin sebagai arah, pedoman, dan petunjuk bagi orang-orang di bawahnya untuk menjalankan sebuah tugas. Tanpa adanya pemimpin yang berintelektual, tegas, bertanggung jawab, dan bijaksana maka akan terjadinya carut marut kehidupan masyarakat dalam menjalankan roda kehidupannya di segala aspek.

Kita bisa melihat jurus kilat pemerintah. Bantuan Langsung Tunai, listrik gratis, pajak kendaraan dikurangi 15 persen, peningkatan bantuan pangan dan yang lain, ini langkah taktis yang dikukan oleh Presiden Jokowi. Banyaknya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah merupakan buktinya nyata musyawarah para pemimpin negeri ini dalam mencari solusi agar masyarakat Indonesia mampu terhindar dari serangan wabah covid-19. Meskipun korban jiwa tidak dapat terelakkan, sejatinya kita harus tetap mengapresiasi kerja nyata pemerintah.

Salah satu sector yang merasakan dampak dari pandemic global covid-19 ini adalah sector pendidikan. Diliburkannya proses pembelajaran di sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah guna memutus rantai penyebaran virus corona. Namun demikian, agar tetap berjalan pendidikan dimasa pandemic, melalui Surat Edaran (SE) Kemendikbud Nomor  Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan  Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19, pemerintah memberikan solusi agar proses pembelajaran agar tetap dilaksanakan dengan system Belajar Dari Rumah (BDR). Melalui adanya BDR ini, diharapkan para peserta didik tetap pendapatkan pengetahuan dan didikan dari pihak sekolah meskipun tidak berada dilingkungan sekolah. Keputusan ini merupakan solusi bijaksana yang diterapkan oleh pemerintah agar tidak down-nya roda pendidikan di Indonesia.

Adanya pandemic ini membuat reformasi pendidikan harus dipercepat. Kemendikbud di bawah arahan presiden telah mencanangkan untuk memperbaharui system pendidikan di Indonesia agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman maupun kendala yanga akan dihadapi pada masa mendatang. Reformasi pendidikan bukan hanya mencakup penyesuaian kurikulum, pedagogi, dan metode penilaian, tapi juga perbaikan infrastrukur dan penyediaan akses teknologi dan juga dukungan pendanaan (Joko Widodo). Meskipun banyak tantangan yang dihadapi oleh para pemimpin pada bidangnya masing-masing, tidak menutup kemungkinan bahwa secepatnya juga mereka memberikan solusi. Seperti proses DBR yang dicanangkan oleh Kemendikbud memiliki beberapa kendala diantaranya, ekomoni para orang tua peserta didik yang tidak sanggup untuk membelikan anaknya kuota paket internet, permasalahan mengenai proses pelaksanaan ujian akhir semester, tidak cakapnya tenaga pendidikan dalam menggunakan teknologi dimana teknologi merupakan wadah penting terlaksananya proses DBR ini.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah dengan tanggap memberikan solusinya. Mengenai tidak sanggupnya peserta didik membeli kuota paket internet, maka pemerintah meminta sekolah untuk mengalokasikan sebagian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli kebutuhan kuota internet peserta didik, dan telah banyak sekolah yang merealisasikannya. Karena tidak memungkinkannya pelaksanaan ujian akhir semester yang disebabkan oleh belum tercapainya semua kurikulum pembelajaran, maka melalui Surat Edaran (SE) Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020, pemerintah memberikan kewenangan kepada pihak sekolah untuk memutuskan kenaikan peserta didik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Serta permasalahan yang terjadi dari pendidik yaitu masih adanya pendidik atau guru yang belum cakap dalam menggunakan teknologi seperti membuat media pembelajaran, pemerintah membuat program Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Komunikasi (PembaTIK) yang ditujukan untuk semua guru di Indonesia agar mendapatkan bimbingan dalam mengakses teknologi pembelajaran digital.

Meskipun masih banyak permasalahan yang terjadi di sector pendidikan selama pandemic ini, solusi-solusi tersebut dapat menjadi bukti urgent-nya peran pemimpin. Serta sukarelanya masyarakat dalam menjalankan solusi yang berikan oleh pemerintah tersebut merupakan salah satu kemampuan pemimpin (pemerintah) dalam menjalankan tugasnya. Seperti yang dijelaskan oleh Harfin Zuhdi (2014) kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain agar orang lain dengan sukarela mau diajak untuk melaksanakan kehendaknya atau gagasannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran pemimpin dalam masa pandemic ini sangat dibutuhkan untuk memberikan arahan, tanggapan, dan keputusan kepada pemerintahan yang ada di bawahnya. Tanggapnya pemimpin akan memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakatnya, serta cerdasnya pemimpin akan mensehjaterakan kehidupan rakyatnya. Adanya wacana New Normal atau tatanan hidup baru merupakan isu yang saat ini hangat diperbincangkan, namun belum ada payung hukum yang pasti dalam proses penerapannya. Saat ini negara Indonesia masih berbenah dalam dalam masa transisi menuju kenormalan baru tersebut dalam masa pandemic ini.

Mulai dari sector sosial-ekonomi, kesehatan, agama, serta pendidikan berbenah melakukan persiapan memuju tatanan baru. Masyarakat berharap bahwa segala keputusan pemimpin bangsa Indonesia dan jajaran mampu menghadirkan tatanan kehidupan baru yang pastinya layak dan menjamin kehidupan berbangsa dan bernegara terlebih saat ini Indonesia masih berjuang untuk melawan pandemic virus corona-19. Salam… (@D)

Aslinda*

Aslinda*

*Aslinda, Demina, Sufyarma Marsidin adalah Guru Matematika di MTsN Kota Padang Panjang-Mahasiswa dan Dosen IAIN Batusangkar (e-mail: aslindafadhil855@gmail.com)

About author

No comments