Rasionalitas dan Model dalam Pengambilan Keputusan

0

Pengambilan keputusan bukanlah sebuah hal yang main-main. Dalam pengambilan keputusan perlu banyak pertimbangan salah satunya melihat aspek rasionalitas. Parameter utama dari rasionalitas adalah tujuan yang dimiliki oleh seseorang. Secara normatif, pencapaian atau pemenuhan tujuan yang lebih tinggi akan dipandang sebagai lebih dihargai, atau lebih desirable dibandingkan dengan pencapaian atau pemenuhan tujuan yang lebih rendah jumlah atau tingkatannya. Dengan kata lain, pencapaian tujuan dalam tataran yang lebih tinggi dipandang lebih rasional dibandingkan dengan pencapaian tujuan yang lebih rendah.

Secara umum, dapat digariskan bahwa rasionalitas dalam pengambilan keputusan berarti pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan melalui cara-cara yang terbaik (Stanovich & West, 2016). Literatur di bidang pengambilan keputusan memiliki ukuran-ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi unsur-unsur dalam sebuah pengambilan keputusan yang dapat dinilai sebagai rasional atau kurang rasional.

Rasionalitas mengandung dua pengertian, yaitu sebagai sebuah tindakan yang tepat dilihat dari hasil yang diharapkan sebagaimana diukur dari sudut pandang pencapaian tujuan, serta sebagai sebuah keyakinan yang dipegang individu, di mana keyakinan tersebut didukung oleh bukti-bukti terbaik yang tersedia. Ranah rasionalitas yang pertama disebut sebagai instrumental rationality, sementara ranah rasionalitas yang kedua disebut sebagai epistemic rationality.

Secara lebih rinci Hastie dan Dawes (2010) mengemukakan bahwa sebuah tindakan dapat disebut rasional bila memenuhi empat kriteria. Pertama, tindakan itu dilandasi oleh pertimbangan yang menyeluruh terhadap seluruh alternatif tindakan lain yang tersedia. Dengan kata lain pelaku tindakan telah mempertimbangkan seluruh kemungkinan yang tersedia. Kedua, pemilihan alternatif tindakan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan terhadap konsekuensi atau hasil yang mungkin menyertai setiap alternatif tindakan. Alternatif tindakan yang dipilih adalah yang memberikan hasil yang terbaik atau tertinggi bagi pelaku. Ketiga, ketika hasil atau konsekuensi tersebut masih berupa kemungkinan atau tidak dapat dipastikan benar atau tidaknya, maka nilai dari hasil atau konsekuensi tindakan diperkirakan dengan cara menggunakan aturan-aturan sebagaimana digariskan dalam teori probabilitas. Terakhir, keseluruhan proses pengambilan keputusan rasional ini mencerminkan pertimbangan yang menyeluruh terhadap unsur ketidakpastian dan ketidakjelasan terkait hasil dari sebuah tindakan, dalam kaitan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui tindakan tersebut.

Sebuah keputusan dapat dianggap rasional apabila sebuah rencana dipilih guna mencapai tujuan yang akan dicapai. Dalam pengambilan sebuah keputusan, rasionalitas memberikan bobot pada keputusan yang diambil, untuk itu rasionalitas merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan data pendukung yang valid.

Kemudian, dalam pengambilan keputusan juga harus mengenal model. Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses beruntun yang memerlukan penggunaan model secara tepat. Model dalam  pengambilan keputusan memiliki beberapa peranan, diantaranya untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan/diselesaikan itu, untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu, untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel, dan untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan merupakan proses yang membutuhkan pemakaian model yang tepat. Pengambilan keputusan dalam pemakaian model menjadikan perhitungan dari tidak relevan menjadi perhitungan yang relevan.

Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerap kali digunakan untuk memecahkan masalah yang seperti itu (yang hasilnya kurang diketahui dengan pasti).

Model probabilitas.

Model probabilitas pada umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan memberi hasil tertentu (the concept of probability and expected).

Konsep tentang nilai-nilai harapan

Konsep tentang nilai harapan ini khususnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang.

Model matriks

Model matrik (the payoff matrix model) merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.

Model pohon keputusan

Pohon keputusan ini biasanya dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. Selanjutnya Welch dan Corner memberikan definisi mengenai pohon keputusan (decision tree), “The decision tree is a simple diagram showing the possible consequences of alternatif decisions. The tree includes the decision nodes chance modes, pays offs for each combination, and the probabilities of each event”.

Menurut Welch, ada 4 komponen dari pohon keputusan yaitu simpul keputusan, simpul kesempatan, hasil dari kombinasi, dan kemungkinan-kemungkinan akibat dari setiap peristiwa yang terjadi. Hal yang kiranya penting dalam pohon keputusan adalah pengambilan keputusan itu haruslah secara aktif memilih dan mempertimbangkannya betul-betul alternatif mana yang akan dijadikan keputusan.

Model kurva indiferen

Kurva indiferen (indifference curve) merupakan kurva (berbentuk garis) di mana setiap titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama. Misalnya, penggunaan barang A dan B meskipun kombinasi jumlah masing-masing berbeda, namun apabila semuanya itu berada pada titik kurva indiferen, kepuasannya sama. Kurva indiferen mempunyai 4 ciri penting. Pertama, kurva indiferen membentuk lereng (slope) yang negatif. Kemiringan yang negatif menunjukkan fakta atau asumsi bahwa satu komoditas dapat diganti dengan komoditas lainnya sedemikian rupa sehingga konsumen mempunyai tingkat kepuasan yang tetap sama. Kedua, jika ada dua kurva indiferen dalam suatu keadaan atau lingkungan, maka keduanya tidak akan saling berpotongan. Ketiga, hasil yang diperoleh dari asumsi, ialah bahwa kurva indiferen ditarik melalui setiap titik, sehingga membentuk garis kurva. Keempat, kurva indiferen dibutuhkan bagi pengorbanan tertentu untuk mendapatkan kepuasan yang optimal.

Model Simulasi Komputer

Menurut model ini, pengambilan keputusan diperlukan rancang bangun (design) yang biasanya menggunakan komputer, yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan oleh organisasi. Banyak variabel yang dapat dijadikan model. Namun biasanya sulit untuk dapat mengukur dengan tepat masing-masing variabel independen, apakah ada hubungan dan pengaruh terhadap variabel independen, kalau ada berapa besarnya. Dengan menggunakan komputer, hal ini lebih mudah lebih dihitung dan diketahui berapa besarnya pengaruh variabel terhadap independen.

Sebab dengan menggunakan bantuan komputer jangkauan pikiran (forecasting-nya) dan pemikirannya secara operasional menjadi lebih luas dan panjang serta mampu memecahkan permasalahan yang kompleks.

Jadi, dalam pengambilan keputusan, perlu dipahami lebih lanjut lagi mengenai aspek rasionalitas dan macam-macam model dalam pengambilan keputusan agar dapat diperoleh alternative keputusan yang tepat dan terbail. Salam … (EN)

DAFTAR PUSTAKA

Baron, J. (2008). Thinking and Deciding. Cambridge: Cambridge University Press.

Edwards, W., Miles, Jr., R.F., & Von Winterfeldt, D. (Eds.). (2007). Advances in Decision Analysis: from Foundations to Applications. New York: Cambridge University Press.

Hastie, R., & Dawes, R.M. (2010). Rational Choice in an Uncertain World: The Psychology of Judgment and Decision Making. Thousand Oaks, CA: Sage.

Haryati, Sri. 2012. Research and Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model Penelitian dalam Pendidikan. Jurnal UTM Volume 37 No.1 15 September
2012. Sumber: http://jurnal.utm.ac.id/index.php/MID/a rticle/viewFile/13/11 diakses tanggal 3 November 2015.

Stanovich, K. E., West, R., & Toplak, M. (2016). The Rationality Quotient: Toward a Test of Rational Thinking. Cambridge: Massachusetts Institute of Technology.

Biografi Penulis

Miftahul Khair

Penulis bernama Miftahul Khair, seorang mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan Manajemen Pendidikan Islam di pascasarjana IAIN Batusangkar. Dapat menghubungi penulis di akun e-mail miliknya kmiftahul236@gmail.com

highlight

About author

No comments

SEJUKNYA ISLAM DI BOJONEGORO

Masih terngiang jelas di ingatan, pagi-pagi buta sekerumun orang beramai-ramai di seantero jalan sepetak pinggiran trotoar dan lapangan membawa aneka ragam makanan. Ada yang dipikul, ...