Ekonomi dan Filsafat Aliran Kritisisme : Studi Kasus tentang Pembagian Produksi Kasur di Desa Kedondong Kabupaten Sidoarjo

0

Indonesia adalah negara yang memiliki peraturan perundang-undangan dalam mengatur masyarakat di kehidupan sehari-hari. Sebagai negara yang menganut sebuah peraturan, perekonomian di Indonesia ini diatur juga ke dalam undang-undang, dimana dalam setiap wilayahnya mempunyai kebijakan masing-masing yang berbeda pula. Seperti contohnya dalam undang-undang No. 22 tahun 1999 mengenai Otonomi Daerah, pemerintah pusat memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerahnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan memperhatikan prinsip-prinsip potensi yang dimiliki daerah.

Di dalam rangka menghadapi pelaksanaan kebijakan otonomi daerah tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo dituntut untuk mempersiapkan berbagai kebijakan pembangunan daerah yang sesuai dengan kondisi potensi ekonomis daerah. Penyusunan kebijakan pembangunan dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berbasis pada potensi ekonomis daerah. Dengan demikian, kabupaten Sidoarjo akan mampu bersaing ditingkat regional maupun nasional dalam pembangunan bidang ekonomi maupun yang lainnya.

Salah satu potensi ekonomi daerah yang bisa menjadi pemerintah daerah adalah industri kecil dan industri rumah tangga. Industri kecil dan rumah tangga sangat relatif kecil dengan teknologi sederhana sehingga memungkinkan untuk dikerjakan oleh masyarakat golongan bawah baik di perkotaan maupun di pedesaan. Biasanya usaha ini mengolah bahan-bahan yang tersedia di daerah setempat, baik sebagai produk setengah jadi maupun produk jadi yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi. Dengan demikian secara langsung dapat membuka lapangan pekerjaan dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Sebelum membahas lebih lanjut ekonomi mikro yang ada di kabupaten Sidoarjo, terlebih dahulu mempelajari sedikit bagaimana asal usul dari ekonomi. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani asal kata “oikos” dan “nomos”. Oikos adalah rumah tangga dan Nomos adalah aturan atau hukum yang artinya apabila digabungkan menjadi aturan atau urusan rumah tangga. Aturan rumah tangga yang dimaksud adalah bukan hanya rumah tangga secara lingkup mikro atau tiap individu dalam masyarakat, namun juga berlaku secara makro dalam ruang lingkup rumah tangga negara, yang tentunya memikirkan bagaimana penggunaan sumber daya baik manusia ataupun alam yang memerlukan efisiensi dalam melaksanakan produksinya.

Alfred Marshall’s menuliskan “ Economics is a study of man in the ordinary bisiness of life. It enquires how he gets his income and how he uses it. Thus it is on the one side, the study of wealth and on the other and more important side, a part of the study of man”. Marshall menekankan betapa pentingnya manusia dalam suatu sistem ekonomi, sehingga definisi kesejahteraan Marshall dianggap definisi kesejahteraan yang berpusat pada kesejahteraan ekonomi.

Ahli ekonomi lainnya menurut J. L. Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah “Ilmu tentang usaha manusia ke arah kemakmuran“. Pendapat tersebut realistis, karena ditinjau dari aspek ekonomi dimana manusia sebagai makhluk ekonomi (Homo Economicus) yang pada hakekatnya mengarah kepada pencapaian kemakmuran. Kemakmuran menjadi tujuan sentral dalam kehidupan manusia secara ekonomi, sesuai yang dituliskan pelopor “liberalisme ekonomi” oleh Adam Smith dalam buku “ An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations” tahun 1976.

Ilmu ekonomi juga dibagi menjadi dua yakni mikro dan makro. Ilmu ekonomi makro mempelajari perilaku ekonomi sebagai keseluruhan tentang kehidupan ekonomi. Sedangkan, ilmu ekonomi mikro lebih memfokuskan pada keputusan-keputusan individu baik pada sektor rumah tangga maupun perusahaan dalam mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Peran kritisisme sebagai aspek epistimologis, membimbing dalam proses untuk memperoleh pengetahuan ilmiah di bidang ekonomi dengan menggunakan metode ilmiah. Kegiatan dalam mencari objek pengetahuan tentang objek pada bidang ekonomi yaitu produksi, distribusi, dan manusia dalam hubungannya dengan benda atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya, tidak hanya terbatas pada objek empiris, tetapi juga rasional yang dapat diperoleh melalui metode keilmuan.

Membahas istilah yang ada pada ilmu filsafat mengenai kritisisme, maka dalam tulisan ini akan dijabarkan sedikit mengenai apa itu kritisisme. Aliran kritisisme dipelopori oleh Immanual Kant. Kant dalam memperoleh kebenaran berdasarkan keberadaan dua aliran yaitu rasionalisme dan empirisme. Menurut rasionalisme, pengetahuan bersumber dari akal pikiran, pengalaman yang dipandang sebagai perangsang akal pikiran. Kebenaran bukan terletak pada diri sesuatu melainkan pada idea. Akal pikiran secara deduktif bekerja untuk mendapatkan pengetahuan. Akal pikiran berperan sebagai perantara sekaligus sebagai suatu teknik deduktif (penalaran) dalam menentukan kebenaran. Sedangkan tokoh empirisme adalah John Locke terkenal dengan teorinya tentang tabularasa. Menurut empirisme, mendapatkan ilmu pengetahuan melalui pengalaman inderawi yang dapat dirasa, dilihat, dicium, dan lain-lain. Sementara akal pikiran, dipandanng sebagai penampung segala apa yang dialami. Cara ini mengandung beberapa spesifikasi yakni objek yang yang diketahui, subjek yang mengetahui, dan proses bagaimana subjek berhubungan dengan subjek.

Sumber ilmu ekonomi diperoleh menggunakkan kemampuan manusia, bersumber kepada indera, akal, dan pengetahuan manusia. manusia dalam kehidupannya tidak hanya mengetahui mengenai esensi dari objek, tetapi harus dibuktikan kebenarannya secara langsung atau tidak berdasarkan data empirik dengan menggunakan inderawi. Di dalam tatanan teoritis, pengujian empiris diperlukan untuk membuktikan suatu penelitian tersebut mempunyai kebenaran jika dilihat dari dalil maupun teori yang dikemukakan oleh pakar terkenal dan tatanan praktis juga melihat bagaimana suatu kebenaran diperoleh dari pengalaman serta didukung dari kemampuan yang terlihat dari mata, walaupun belum bisa dikatakan kebenaran yang mutlak.Korelasinya dengan ekonomi, tentunya makna empiris selalu diartikan untuk bisa menghasilkan sesuatu yang dapat diuji kebenarannya secara rasional dan bisa mendapatkan manfaat bagi masyarakat.

Dari pemaparan sedikit tentang perolehan ilmu ekonomi itu darimana, maka sudah diketahui bahwa ilmu ekonomi didapat dari kebenaran dari perpaduan rasionalisme dan empirisme atau yang disebut dengan kritisisme. Pada bidang ekonomi terdapat masalah yang faktual berdasarkan kajian empirik yang harus dihadapi. Manusia harus berpikir menggunakan akalnya dalam menghadapi persoalan ekonomi. Hubungannya dengan ilmu, seseorang yang memiliki ide dapat beragumen yang diperoleh dari suatu kebenaran dengan menggunakan prosedur atau metode keilmuan atau ilmiah. Ilmu ekonomi tidak hanya mempelajari teori tetapi juga melakukan pengamatan langsung ke masyarakat dan menerapkan teori-teori, sehingga akan memperoleh pengetahuan yang baru. Pada akhirnya, dalam pemecahan masalah, prosedur atau metode ilmiah yang digunakan untuk mengetahui ilmu pengetahuan dibuktikan kebenaran ilmiah secara rasionalisme dan empirisme.

Dari kutipan-kutipan di atas dapat diketahui bahwa ilmu ekonomi sangat penting untuk mendapatkan kesejahteraan masyarakat. Sejahteranya masyarakat akan membuat negara tersebut menjadi lebih maju dan unggul dalam bidang pendidikan, sosial, iptek, dan juga hukum. Perekonomian yang baik adalah apabila dalam suatu wilayah tersebut arus perdagangan dan pembelian secara bergilir berurutan secara terus menerus tidak berhenti di salah satu pihak pedagang atau pihak pembeli. Namun, apabila dalam suatu wilayah itu berada dalam situasi yang stagnan, maka dipastikan adanya kesenjangan atau ketimpangan di lain sisi yang akan mengakibatkan terciptanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Pada hakikatnya masyarakat adalah makhluk yang membutuhkan sumber pangan, papan, dan sandang. Ketiga hal tersebut dapat dicapai apabila adanya pemasukan moneter dari sekitar kehidupan kita. Dari desa sampai kota semua membutuhkan pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi juga diperlukan sikap yang rasional dalam melakukan sesuatu yakni yang dapat dimasukkan di akal pikiran dan sikap yang empiris yakni dibuktikan dengan data yang nyata atau empirik. Karena proses ekonomi ini ada barang atau jasa yang akan disalurkan kepada distributor yang akan dibeli dan diarasakan manfaatnya oleh konsumen.

Di Desa Kedondong ini proses ekonominya mungkin bisa dikatakan mayoritas masyarakatnya mempunyai hasil perekonomian dari kasur. Dari segi rumah tangga warga ada bagian-bagian khusus yang mempunyai keahlian masing-masing sehingga mereka satu sama lain saling melengkapi dan memperlancar proses produksi. Ada beberapa macam rumah tangga produksi yang ada di Desa Kedondong ini. Pertama, bagian penjual kain. Penjual kain ini menjual barang dagangannya kepada orang yang memiliki jasa untuk menjahit dan memotong kain sesuai dengan pola atau model kasur. Di Desa Kedondong ini tidak perlu ada peringatan atau aturan bahwa kainnya harus atau dari tetangga sendiri. Namun, dengan rasa kepedulian dan solidaritasnya mereka berjalan sendiri sesuai alurnya tanpa merasa ada paksaan. Kedua, bagian penjahit dan pemotong kain model kasur. Penjahit ini merupakan orang yang membingkai terlebih dahulu model kain sesuai dengan pesanan kasur. Mereka biasanya sudah memiliki ukuran dari yang memiliki kain kasur tersebut. Ketiga, penjual kapuk atau bahan dasar kasur. Penjual ini biasanya memiliki kebun randu atau kapuk. Apabila hasil panen tidak cukup maka penjual kapuk ini memiliki kewajiban untuk menyediakan stok meski harus mengambil di luar wilayah Sidoarjo. Keempat, penggender (menjahit kasur yang sudah dimasuki kapuk secara manual tanpa mesin). Penggender ini biasanya dilakukan oleh para ibu-ibu. Mereka akan membentuk kasur tersebut menjadi kotak-kotak seperti kasur pada umumnya. Kelima, distributor kasur. Orang ini memiliki tugas mengambil hasil kasur kemudian mendistribusikan hasil kasur kepada juragan-juragan untuk dipasarkan di luar daerah. Kebanyakan penjualan kasur ini di jual dengan harga kredit karena harganya terbilang cukup mahal. Daerah yang biasanya menjadi target penjualan kasur buatan Desa Kedondong yakni Gresik, Tuban, Mojokerto, Surabaya, Lamongan, dan lain-lain.

Dikenal dengan produksi kasurnya yang berkualitas, Desa Kedondong juga mulai membuat mebel untuk orang-orang yang belum mendapat kesempatan andil dalam produksi kasur. Produksi mebel di Desa Kedondong lebih ke arah tempat untuk menaruh kasur atau alat penyangga kasur. Kebersamaan dan kepedulian antar sesama warganya yang ingin memakmurkan dan mensejahterahkan bersama yang menjadi nilai penting di sini. Mereka tetap memiliki persaingan dalam berjualan namun sikap meratakan tugas dalam sistem produksi menjadikan kestabilan perekonomian. Dengan semakin eksisnya produksi kasur di desa ini, maka kemajuan Kota Sidoarjo juga ikut maju dan kondisi ekonomi daerah juga menjadi stabil.

Kerukunan warga desa juga terbentuk dengan terciptanya lapangan kerja bagi setiap warganya. Desa ini juga cepat menyadari potensi sumber daya alam yang dimilikinya untuk dimanfaatkan sedemikian rupa agar bisa membuat lingkaran perekonomian di dalam desa Kedondong ini. Dari banyaknya tanaman randu di sekitar wilayah desa Kedondong, para pencetus dahulu langsung mengolah sumber daya alam yang melimpah itu menjadi sedemikian produk yang memiliki nilai barang dan harga yang tinggi. Kemudian, menjadi ikon bahwa setiap kali menyebut Desa Kedondong khususnya warga Sidoarjo maka akan teringat dengan desa kasur atau penghasil kasur.

Ibarat dalam ilmu filsafat mengenai aliran kritisisme yang merupakan perpaduan antara aliran rasional dan aliran empiris yang menggambarkan keadaan ekonomi otonomi daerah Sidoarjo menjadi sebuah peristiwa dimana agar tercapainya suatu tujuan yang maksimal dan maju bisa dirasionalkan dengan akal pikiran manusia. Kemudian, produksi-produksi barang atau jasa yang dihasilkan dari Desa Kedondong adalah bukti yang nyata atau empirik untuk menunjang tercapainya perekonomian daerah tersebut. Meskipun produksi kasur yang ada di Desa Kedondong ini belum menembus di kancah Internasional, hal itu tidak menyurutkan semangat warganya agar terus memproduksi dan melestarikan warisan dari leluhur desa ini.

Pesan yang dapat diambil dari uraian ini adalah sumber daya alam apabila diolah dengan bijak oleh orang yang bijak dapat mengahsilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, mengolah dan mengambil kita harus juga melestarikan kembali agar tidak punah. Maka, sebagai generasi muda apabila di daerah kalian memiliki sumber daya alam yang melimpah apapun itu, gunakanlah dengan sebijak mungkin. Maju negeriku, maju ekonomi desaku, lestari alamku.(DEW)

Identitas Penulis

Dwi Eti Widiana

Dwi Eti Widiana seorang mahasiswi aktif dari program studi Psikologi Islam semester lima IAIN Kediri. Untuk mengenal lebih jauh tentang penulis dapat menghubungi e-mail pribadinya Widianadwi3@gmail.com

About author

No comments

SEBUAH STRATEGI SUKSES KUNCI KEPUTUSAN

Apabila kita mendengar kata ‘keputusan’, kita akan dibawa ke dalam slogan “hidup adalah pilihan”. Alasan demikian didasarkan karena sebagai manusia tentunya kita mendapati keadaan yang ...