Peluang dan Tantangan Studi Islam Interdisipliner dalam Bingkai Moderasi Beragama

0

Dewasa ini, kita lebih akrab dengan kata ‘moderasi’. Moderasi didefinisikan sebagai  cara berpikir yang mendalam guna mempertimbangkan pengambilan sikap antara beberapa kutub ekstrem. Selain itu, moderasi diartikan sebagai suatu pemahaman yang mendalam atau suatu masalah dalam berbagai macam sudut dan sisi yang satu masalah dalam berbagai macam sudut dan sisi yang satu sama yang lain mungkin berseberangan.

Lantas, apa yang dimaksud dengan interdisipliner dalam Islam? Terdapat dua anggapan dalam mengklasifikasikan hakikat dari interdisipliner tersebut. Pertama, ada yang mengatakan cara pandang dan ber-Islam dari berbagai macam sisi disiplin ilmu. Kedua, melengkapi beragamnya ilmu yang harus digunakan untuk menunjukan keislaman yang di perankan.

Titik temunya dengan moderasi adalah terletak dalam keberagaman agama yang ada di Indonesia. Sikap atau perilaku yang selalu bertindak adil, tidak ekstrem serta tidak fanatisme dalam agama merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan umat beragama. Adapun prinsip- prinsip implementasi moderasi beragama adalah tasawuf (mengambil jalan tengah), tasamuh (menghormati dan mengakui perbedaan), musawah (tidak diskriminatif apapun status sosialnya).

Sehubungan dengan hal tersebut, seyogianya perlu mencermati adanya peluang dan tantangan dalam studi filologi di PTKI. Bersamaan dengan era disrupsi, studi Islam di PTKI sudah tidak mungkin lagi jika hanya monodisiplin. Oleh karena itu, studi filologi harus didekati dengan studi lainnya, baik ilmu sosial ataupun keislaman, misalnya sejarah, sosial (sufisme), ulumul Qur’an, dan semacamnya. Filologi berasal dari bahasa Yunani, philologia, kata philos berarti cinta dan logos diartikan kata. Jadi, filologi artinya senang akan kata dan kemudian lama kelamaan pemahamannya berkembang menjadi senang kepada karya tulisan yang bernilai tinggi, seperti karya sastra. Klasifikasi studi filologi di antaranya adalah tekstologi yang berarti kajian teks dalam naskah kuno. Kodikologi yang berarti kajian kodeks dalam naskah kuno. Sedangkan, palaeografi adalah kajian bentuk aksara tulisan.

Peluang dari hal tersebut adalah belum menjadi kajian mainstream di PTKI, masih terbuka kajian untuk semua program di PTKI, naskah kuno masih tersebar dalam koleksi pribadi di masyarakat. Adapun tantangannya adalah keterbatasan ahli naskah kuno (filolog) di PTKI, belum ada prodi filologi di PTKI serta masih tertutupnya informasi naskah kuno di tengah masyarakat Indonesia.

Langkah filologis dalam studi islam interdisipliner yag bisa ditempuh dalam hal ini adalah pilih topik/naskah kuno sesuai dengan konsen/latar belakang keilmuan, buat argumen, mengapa topik atau naskah kuno itu penting dan layak untuk diteliti, gunakan teori dan metode sesuai dengan keilmuan dalam naskah kuno, kontekstualisasikan dengan aspek sosial politik budaya dan sejarah kehidupan manusia, kaitkan kandungan isi naskah kuno dengan perkembangan keilman kontemporer. Akhirnya, kita menemukan pengetahuan baru dalam studi Islam interdisipliner atau yang lainnya. (DEW)

Penulis : Nabila Mighna Faiza

Nabila Mighna Faiza

Mahasiswi IAIN Kediri jurusan KPI semester 1

About author

No comments