Mengapa Orang Jepang Tidak Pandai Berbahasa Inggris???

0

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional sehingga di tiap tingkatan sekolah di dunia ada pelajaran bahasa Inggris. Jika memang demikian, mengapa warga Jepang tidak begitu pandai bahasa Inggris? Banyak faktor yang melatarbelakangi ketidakfasihan warga Jepang dalam berbahasa Inggris diantaranya:

Orang Jepang belajar bahasa Inggris hanya untuk ujian

Saat belajar bahasa Inggris, hampir setiap sekolah di Jepang hanya berfokus pada membaca dan menulis saja, tanpa berbicara atau mendengarkan. Sistem pendidikan Jepang tidak menerapkan sistem pembelajaran bahasa Inggris untuk diterapkan sehari-hari. Memang sih, para siswa ini mungkin bisa membaca dan menulis bahasa Inggris,tapi skill mereka sama sekali tidak terasah. Para guru di Jepang juga biasanya hanya mengikuti tes kosa kata bahasa Inggris dasar sebelum mendapatkan pekerjaanya dan tidak mahir dalam speaking bahasa Inggris.

Sistem Pembelajaran bahasa Inggris tidak memadai

Ternyata, yang membuat sistem pembelajaran bahasa Inggris kurang memadai karena hanya memiliki sedikit kesempatan untuk berbicara dengan penutur bahasa Inggris asli, atau jarang berbicara, berdebat dan mempresentasikan sesuatu dalam bahasa Inggris. Ketika belajar bahasa baru, selain kosa kata, tentu kita harus punya skill percakapan yang harus diasah. Meski kita mengerti, tanpa adanya latihan pasti tidak mungkin berkembang kan? Bisa dibilang, cara belajar bahas Inggris di Jepang sama seperti seorang pelatih sepak bola yang mengajari para pemain menendang bola hanya dengan kata-kata saja tanpa praktik secara langsung.

Sistem Pendidikan Jepang mementingkan mentalitas kelompok

Disekolah-sekolah Jepang, para siswa belajar untuk menjadi bagian dari suatu kelompok dan betapa pentingnya “bergerak bersama” kelompok itu. Sehingga, membentuk rasa ketakutan jika mereka bertindak “berbeda” dengan orang disekitarnya. Orang Jepang telah diajari untuk masuk ke dalam kelompok masyarakat sejak dini,membuat mereka berpikir kalau apa yang orang lain lakukan harus mereka lakukan. Mereka memprioritaskan :berbaur” dibanding membuat dirinya sendiri mencolok dan berbeda. Inilah yang membuat banyak orang takut untuk menjawab peertanyaan dan mengatakan pendapat mereka di kelas (terutama di kelas bahasa asing). Mereka memilih diam dari pada menjawab dengan jawaban yang salah.

Bahasa Inggris tidak diperlukan masyarakat Jepang

Sebenarnya, Jepang terus mengembangkan pengaruh budaya dan bahasa negara barat ke dalam budaya nereka.hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek di Jepang, misalnya di tanda penunjuk bertuliskan bahasa Inggris, misalnya di stasiun, jalanan, iklan, desain baju, dan masih banyak lagi. Selain itu, Jepang juga homogen, dengan sebagian besar populasinya merupakan orang Jepang asli. Jadi, mereka berpikir kalau bahasa Inggris tidak diperlukan, meski kini sudah banyak orang-orang dari luar negri datang dan menetap disana.

Katakana adalah huruf yang digunakan untuk kata yang berasal dari kata serapan bahasa asing. Uniknya, kata serapan yang mereka gunakan sedikit berbeda, misalnya “milk \” yang diterjemahkan menjadi “miriku” atau “air conditioner” jadi “ eakon”. Kata-kata ini ditulis dengan katakana. Dari sinilah masalahnya. Hadirnya katakana juga membuat kata dalam bahasa Inggris memiliki pengucapan serupa sulit dibedakan oleh orang Jepang, misalnya kata “light/cahaya” dan “right/kanan/benar”. Keduanya ditulis dengan menggunakan katakana yang sama yaitu “raito”. Bingung bukan? Itu karena orang Jepang tidal bisa melafalkan huruf “ L”.

Jepang memiliki “wasei eigo” yaitu bahas Inggris versi Jepang

Wasei eigo” atau kata bahasa Inggris buatan Jepang adalah faktor lain yang menghalangi berkembangnya kemampuan berbahasa Inggris orang Jepang.  Kata-kata ini bahkan tidak ada dalam kamus bahasa Inggris, namun dibuat sesuai dengan kebutuhan linguistik orang Jepang. Misalnya, “furaido chikin” atau “fried chiken” dalam bahasa Inggris , atau “imechen” (singkatan dari “image chane”). Orang-orang Jepang menggunakan kata-kata ini sehari-harinya  dengan berpikir kalau kata-kata ini digunakandengan arti yang sama dalam bahasa Inggris. Namun, tanpa mereka ketahui, hal ini malah memperluas jarak antara orangbJepang dan orang yang menggunakan bahasa Inggris. Salam… (AIN)

Agustina Kurniasari*

Agustina Kurniasari*

*Agustina Kurniasari Adalah Mahasiswi aktif Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Pascasarjana IAIN-Kediri.

About author

No comments