PEMBELAJARAN SECARA DARING BISA MENURUNKAN MINAT BELAJAR SISWA

0

Virus Corona berawal dari salah satu kota di China yakni Wuhan, dimana penyakit ini awalnya dianggap sebagai penyakit pneumonia dan virus ini menyebar cepat. Seiring menyebarnya Covid-19 ke berbagai negara, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan peraturan tentang protokol kesehatan. Protokol ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu oleh Kementerian Kesehatan RI (2020). Namun, karena kurangnya informasi banyak masyarakat yang mengeluh dan khawatir tidak akan mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.

Dengan semakin naiknya jumlah penderita covid-19 maka pada tanggal 10 April atas persetujuan pemerintah pusat. Dimulailah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Selanjutnya, disusul daerah sekitar DKI Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Dengan adanya PSBB banyak perkantoran dan sebagian industri dilarang melakukan produksi dan beroperasi, untuk kurun waktu yang relatif lama. Setelah PSBB berakhir maka dilanjutkan dengan PPKM dimana kebijakan ini tidak terlalu beda dengan PSBB yakni PPKM ini perusahaan dan beberapa industri sudah boleh beroperasi dengan beberapa ketentuan. Namun, PSBB dan PPKM ini menimbulkan beberapa efek negatif di berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya adalah bidang pendidikan. (Wibowo 2020)

Pembelajaran sekolah via daring merupakan alternatif pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 tanpa menghentikan kegiatan belajar mengajar yang ada. Namun, setelah satu setengah tahun berlalu para siswa dan siswi sudah mulai merasakan kejenuhan dalam pembelajaran via daring.

Berikut adalah beberapa alasan para siswa dan siswi mulai merasakan bosan melakukan pembelajaran via daring yaitu:

  1. Sulitnya berkonsentrasi dalam menyimak pembelajaran yang diberikan oleh guru

Pemaparan materi melewati aplikasi zoom, google meet, maupun youtube sangat tidak efektif bagi para siswa yang mempunyai beberapa kendala. Di antaranya jaringan yang buruk sehingga penjelasan yang diterima para siswa tidak terlalu jelas terbatasnya kuota beberapa siswa dengan keadaan ekonomi menengah mempunyai kesulitan dalam me-manage kuota yang mereka miliki dan yang terakhir pembelajaran daring sangat tidak efektif bagi siswa yang malas. Bahkan, beberapa dari mereka sama sekali tidak menyimak materi apa saja yang sudah dibahas oleh guru.

  1. Tes Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester tidak efektif

Pemberian tes yang diberikan oleh guru dalam keadaan pembelajaran daring ini sangat tidak efektif, hal ini dikarenakan para siswa bisa mencari jawaban di Internet seperti Google, Blog, bahkan pada web Brainly.

  1. Menimbulkan rasa malas belajar pada para siswa

Hal ini bisa terjadi karena tekanan yang diberikan guru kepada siswa terlalu banyak dengan banyaknya tugas-tugas yang diberikan guru kepada muridnya. Serta dengan pembelajaran daring ini siswa memiliki lebih banyak waktu dalam bermain dibandingkan dalam keadaan pada keadaan sekolah offline. Pandemi covid-19 ini memang harus diperhatikan karena virus ini sangat mudah menyebar. Namun, kualitas pendidikan yang ada di Indonesia harus lebih diperhatikan untuk melahirkan generasi muda yang berkualitas sebagai penerus bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Untuk bisa kembali ke dalam keadaan pembelajarn sekolah secara tatap muka, kita sebagai masyarakt yang baik harus tetap mematuhi protokol kesehatan dan patuhi segala peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah agar pandemi covid-19 ini bisa berakhir dan keadaan bisa kembali normal. (DEW)

BIODATA PENULIS

*) Mohammad Rofis Pradana

Mohammad Rofis Pradana adalah mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Kediri jurusan Perbankan Syariah Semester 7. Penulis bisa dihubungi melalui alamat email rofipradana9@gmail.com

Referensi

Wibowo Hadiwardoyo. “Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Covid-19”. Journal of Business and Entrepreneurship.  Vol. 2 no.2. April 2020.

About author

No comments