Dunia Organisasi Bukan Sensasi Melainkan Transisi

0

Masa-masa sekolah memang tak ada habisnya untuk diceritakan bahkan dijadikan sebuah buku pun tidak terbayang berapa banyak jumlah halamannya. Sewaktu duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya sangat senang sekali bermain layang-layangan di sawah sambil berlarian. Dan, konyolnya saya masih memakai seragam sekolah untuk bermain dan terbayang bukan bagaimana kotornya itu seragam jika hujan datang. Itulah salah satu kenakalan dan juga menjadi kenangan di masa remaja kemudian ternyata semenjak kecil atau remaja jiwa petualang saya sudah mulai tumbuh. Sebelum itu izinkan saya untuk memperkenalkan diri dan asal. Nama lengkap saya adalah Fedro Iswandi dan biasa dipanggil Edo, saya anak dari bapak May Iswandi dan ibuk Eva Gustila. Saya memiliki 2 orang saudara laki-laki yaitu Fandhu dan Fadli. Saya lahir di Padang, Sumatera Barat lebih spesifiknya di Kabupaten Pesisir Selatan. Terbayangkan jika rumah kita berada di dekat pantai pasti banyak orang mengira ini anak pasti pintar berenang dan surfing atau sebagainya yang berhubungan dengan laut ataupun pantai. Singkat cerita, setelah lulus di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) saya melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah di kota Padang. Tempat dimana saya kuliah pun ternyata berada dekat dengan bibir pantai atau lebih tepatnya ‘muara’. Kira-kira menurut kalian semua bayangan apa yang ada di dalam pikiran saya?.

Tepat sekali, mungkin sebagian dari kalian akan mengira saya seorang ahli laut atau bisa dibilang ‘anak laut’. Bagaimana tidak setiap sudut daerah yang didatangi selalu ada laut dan sebenarnya dipikir-pikir tidak salah juga mengingat negara Indonesia terkenal dengan sebutan ‘negara maritim yang terdiri dari banyak pulau-pulau’. Jika boleh berkata jujur sedikit banyaknya tempat tinggal atau tempat dimana kita berada sangat mempengaruhi gaya, pola atau perilaku kita sehari-hari. Jadi, mau atau tidak mau minat dan bakat itu akan terus tumbuh secara terus menerus diibaratkan tanaman semakin disirami air semakin subur dan tumbuh. Lalu, peran media televisi pun juga mempengaruhi minat dan bakat yang tadinya tersimpan terutama siaran-siaran televisi internasional yang menayangkan pesona suatu daerah dengan segala keelokan atau ciri khas wisatanya.

Sebelum memasuki perkuliahan yang sesungguhnya seluruh mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti PKKMB (Pengenalan Kampus Kepada Mahasiswa Baru). PKKMB adalah salah satu kegiatan pengenalan dan pelatihan bagi mahasiswa baru agar bisa dikatakan atau dinyatakan resmi menjadi ‘seorang mahasiswa’ sebelum memasuki perkuliahan. Pada saat PKKMB tersebut ada suatu kegiatan dimana adanya penampilan dari berbagai UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). UKM bisa diibaratkan ekstrakulikulernya masa SMA tapi ini ditingkat mahasiswa. PKKMB memang menjadi ajang pamer atau sensasi yang paling ditunggu-tunggu oleh pengurus untuk mempromosikan UKM mereka. Tentu dengan tujuan untuk merekrut calon anggota baru. Kampus saya memiliki lebih kurang 7 UKM seperti pramuka, Palang Merah Indonesia (PMI), olahraga, diving, kesenian, Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA), Radio Mahasiswa (DIORAMA). Kira-kira UKM apa yang saya pilih?.

Tentunya, UKM Diving Proklamator dan mengapa disebut ‘proklamator’ karena kampus saya didirikan oleh seorang proklamator Indonesia. Selain dikarenakan tempat tinggal (pesisir pantai) dan pengalaman tentu ada sosok yang lain yang menjadi inspirasi saya yaitu Nadine Candrawinata kemudian Patricia (host jejak petualang Trans 7). Untuk tokoh di internasional belum ada yang menjadi inspirasi kemungkinan hanya dari video dokumenter saja. Oh iya sebelum lupa, sewaktu Taman Kanak-Kanak (TK) bapak sering mengajak saya ke sea world yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atau sebagian orang mengenalnya ‘dufan’ (Dunia Fantasi). Ini juga menjadi salah satu alasan saya menyukai dunia bawah laut (underwater). Sea world merupakan kolam atau aquarium terbesar di Jakarta atau Asia ya saya sedikit lupa. Banyak sekali jenis-jenis hewan air di dalamnya mulai dari ikan hiu, lumba-lumba, pari, penyu, ubur-ubur dan lainnya. Bagaimana saya tidak tertarik seakan berada di dimensi lain atau seakan-akan rumah kita di dalam air. Akhirnya, saya memilih untuk bergabung di UKM Diving Proklamator sebagai rumah kedua. Saya bergabung di UKM Diving pada tahun 2008 dimana saya juga memasuki perkuliahan perdana.

Seiring berjalannya pada tahun 2009 saya sudah menjadi Anggota Penuh Diving Proklamator (AMDP) yang mana jenjang AMDP adalah tingkat dimana sudah resmi dikatakan sebagai anggota dari UKM Diving dan berhak untuk mengajukan diri sebagai pengurus. Di UKM Diving Proklamator ada dua jenjang yang harus dilalui oleh peserta yaitu Calon Anggota Muda (CAMDP) dan Anggota Muda (AMDP). Lalu, untuk mencapai itu para peserta harus mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) terlebih dahulu dimulai dari pradiklat dan diklat. Di tahun 2009 itu saya sudah menjadi AMDP dan juga menjadi anggota dari divisi peralatan dan perlengkapan. Setelah itu, di tahun 2010 saya menjadi pengurus inti yakni sekretaris kemudian di tahun 2012 saya menjadi koordinator divisi pendidikan dan latihan (DIKLAT). Semenjak menjadi koordinator divisi diklat ini saya sering memimpin kegiatan baik itu di dalam dan di luar. Kegiatan di dalam seperti saya menjadi pelatih atau instruktur CAMDP dan AMDP setiap minggunya di kolam renang atau istilah kami dikenal sebagai Latihan Keteremapilan Kolam (LKK) sedangkan untuk kegiatan di luar yakni disebut dengan istilah Latihan Perairan Terbuka (LPT). Setiap hari sabtu, saya selaku koordinator diklat juga memberikan materi kepada anggota dan materi ini sudah disusun sebelumnya beserta penanggung jawab.

Pernah suatu ketika klub atau UKM kami didatangi oleh tamu dari luar negeri yang berasal dari Slovakia. Sebelum lanjut ke cerita, izinkan saya memberitahu bahwa saya merupakan mahasiswa pendidikan bahasa Inggris dan tentu ini erat kaitan dengan tamu yang datang dari luar negeri tersebut. Salah satu alasan saya untuk bergabung di UKM Diving Proklamator selain didasari minat, bakat tapi juga disebabkan keilmuan bahasa Inggris yang saya miliki di bangku kuliah. Suatu keilmuan akan sangat berguna dan bermanfaat jika ilmu tersebut dapat diaplikasikan atau diterapkan baik melalui sebuah kegiatan ataupun wadah. Beruntungnya saya dapat mengaplikasikan ilmu di bangku kuliah dengan UKM yang selama ini ditekuni dan dibangun. Sebelum tamu dari luar negeri tersebut datang ke sekretariat UKM Diving kami para pengurus mengadakan rapat untuk mempersiapkan agenda nantinya. Tanpa berpikir panjang dan kebetulan mayoritas dari pengurus dan anggota merupakan mahasiswa perikanan dan kelautan tentu saya menjadi pilihan. Kegiatan ini juga berkaitan dengan program dari divisi diklat yaitu untuk memberikan pelatihan. Tamu dari luar negeri tersebut datang ke Indonesia untuk menyelam dan mengenal laut yang ada di Indonesia. Maka dari itu UKM Diving Proklamator dipilih sebagai tuan rumah untuk mewadahi wisatawan asing yang ingin menyelami laut Indonesia. Pentingnya pengetahuan dan pemahaman berbahasa terutama bahasa asing (Inggris) mengingat yang datang merupakan wisatawan asing. Ini merupakan kebanggaan dalam transisi hidup saya yang takkan pernah terlupakan yang tadinya hanya dikenal sebagai mahasiswa namun setelah memasuki dunia UKM saya mendapatkan banyak pelajaran.

Karena dimata sebagian orang ‘mahasiswa’ itu cenderung dinilai negatif disebabkan setiap harinya selalu dikelilingi oleh banyak buku. Kembali ke cerita tamu asing tadi, ternyata hampir semua dari mereka tidak bisa berenang dan memiliki keterampilan menyelam. Maka dari itu, saya langsung mengambil alih sebagai pemandu atau pelatih bagi mereka tentu dengan pengantar bahasa Inggris. Dan, untuk diketahui peralatan dan perlengkapan selam itu sangat rumit untuk diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Dalam situasi seperti ini saya merasa tertantang untuk menggunakan kemampuan bahasa Inggris dan menyelam yang saya miliki. Banyak sekali coretan pengalaman baik di bangku perkuliahan dan bangku organisasi yang ingin saya bagikan ditulisan ini namun begitulah hidup ada kata ‘start’ tentu ada kata ‘finish’.

Tapi, sejatinya berbagi takkan pernah habis selagi jam masih berdenting. Jadi, sebagian orang akan beranggapan bahwa mahasiswa atau suatu kelompok ketika mereka memasuki dan mengikuti dunia organisasi pasti dikatakan hanya sebagai ‘sensasi’ atau dapat diistilahkan ‘cari nama’ atau ‘ikut-ikutan’ atau atau lainnya. Setiap orang memilik hak dan bebas berpendapat namun bagi saya dunia ‘organisasi’ adalah dunia ‘transisi’ dimana keilmuan yang saya miliki (bahasa Inggris) dapat diaplikasikan saat saya bergabung di suatu organisasi atau komunitas. Jika saya hanya menjadi seorang mahasiswa bukan seorang aktifis bisa disebut demikian maka masa ‘transisi’ saya  tidak adanya beda semasa sekolah saat menjadi siswa. Oleh sebab itu, penting dipahami istilah ‘siswa’ dan ‘mahasiswa’. Berikut di bawah ini saya tampilkan beberapa foto saat saya, senior dan pengurus UKM Diving Proklamator memberikan pelatihan atau instruksi singkat kepada tamu wisatawan asing (turis) dari Slovakia. Pelatihan ini dilakukan sebelum kita melakukan penyelaman (diving) lalu kami juga mendatangi sekolah terdekat yang ada di pulau tersebut sehabis melakukan penyelaman. Kegiatan sekolah ini bertujuan untuk memperkenalkan pendidikan yang ada di Indonesia agar menjadi pengalaman, bekal, pengetahuan dan perhatian bagi para wisatawan asing ini. Kami berharap kegiatan mengunjungi sekolah ini dapat menjadi media pemerhati bagi dunia internasional menuju Indonesia yang lebih baik dari segi pendidikan. Salam… (@D)

Fedro Iswandi*

Fedro Iswandi*

*Fedro Iswandi, adalah English Tutor New Evolution dan Dosen STIBA INVADA Cirebon (fedroiswandi23@gmail.com)

About author

No comments