PENTINGNYA MENUMBUHKAN LITERASI ANAK DI MASA PANDEMI

0

Di era pandemi seperti sekarang ini, belajar daring membuat anak cenderung lebih akrab dengan gawai. Namun, tak sedikit yang malah menjadi momok bagi orang tua di rumah karena sang anak lebih banyak bermain game, media sosial atau menonton video di youtube yang dinilai kurang bermanfaat. Tingkat literasi anak yang masih rendah, tentu akan berdampak pada kualitas generasi penerus bangsa ke depannya. Padahal, kegiatan membaca akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan cara berpikir anak ke depannya.

Di zaman yang serba digital ini, telah tersedia banyak e-book di berbagai aplikasi, baik yang berbayar maupun gratis. Sayangnya, membaca dan menulis belum menjadi budaya yang mengakar kuat di Indonesia. Anak hanya terpaku pada jadwal belajar di sekolah dan kewajiban dalam membaca buku pelajaran, itu pun dibaca jika akan diadakan ujian saja. Bukan berarti menganggap buku pelajaran tidak penting, tetapi yang harus ditumbuhkan adalah keinginan untuk mengetahui hal-hal baru dengan membaca. Membaca dari buku apapun itu, karena sejatinya pengetahuan tidak terbatas pada buku pelajaran saja.

Apabila keingintahuan dan minat baca yang rendah ini dibiarkan berlarut, maka akan berpengaruh pula terhadap kualitas anak-anak bangsa. Tentu harus ada yang dibenahi dan membenahi. Lantas, siapa yang bertanggung jawab dan bisa berperan untuk memperbaiki? Jawabannya tentu semua memiliki peran, mulai dari orang tua yang berperan mencontohkan anak membaca, sekolah yang menciptakan lingkungan mendukung untuk membiasakan budaya membaca, serta pemerintah yang bertanggung jawab menyediakan buku-buku bacaan berkualitas. Tak dapat dipungkiri bahwa, di beberapa pelosok Indonesia masih ada daerah yang minim buku-buku pelajaran, terlebih buku lainnya.

Orang tua yang memfasilitasi buku untuk anaknya, meski masih kecil, tak masalah untuk mulai dikenalkan dengan buku. Anak yang sehari-harinya dicontohkan membaca oleh orang tuanya, pasti akan lebih mudah untuk meniru hal tersebut. Orang tua berperan untuk membacakan dan menceritakan kembali tentang isi buku agar anak mengerti bahwa buku juga mengandung makna dan cerita. Setelah itu, bisa disediakan buku-buku anak yang bergambar dan berwarna-warni agar menarik.

Ketika melihat orang tuanya sedang membaca, ia akan terdorong untuk ikut mengambil buku yang ia punya dan membolak-balikkan halaman meski hanya melihat-lihat gambarnya. Uniknya, bahkan ketika sang anak belum bisa membaca, ia akan berperan dan berpura-pura seakan-akan sudah bisa membaca. Selain itu, ia juga bisa mengarang cerita sendiri sesuai imajinasinya dengan melihat gambar yang ada. Dengan begitu, kreatifitas anak pun bisa berkembang.

Maka dari itu, mulailah mencontohkan hal-hal positif kepada anak-anak. Jika ingin memiliki anak yang gemar membaca, cerdas, dan berpengetahuan luas, maka bersiaplah menjadi contoh teladan terlebih dahulu. Usahakan investasi dengan membeli buku sedikit demi sedikit, membaca setiap hari, dan membuat taman baca/perpustakaan kecil di rumah. Kuncinya terletak pada orang tua yang harus terlebih dahulu mencintai buku serta mengusahakannya, demi generasi yang lebih baik. (EN)

PROFILE PENULIS

Indah Cahya Intanesia

Indah Cahya Intanesia adalah seorang mahasiswi prodi Perbankan Syariah IAIN Kediri. Untuk mengenal lebih dekat dengan penulis, hubungi Instagram @indahcahyaint atau email pribadinya indahcahyaint@gmail.com.

About author

No comments