Ramadan dalam Kerinduan

0

Menjelang senja pertama di bulan mulia

Biasanya kita akan mengunjungi tanah-tanah keluarga

Tetapi sudah bertahun ini

Engkau biarkan aku berkunjung sendiri

Di dalam kenyataan yang tak bisa bertutur

Aku harus berkenan menjadikan diriku sebagai tamumu

 

Setelah itu biasanya kita akan pulang bersama-sama

Bersiap untuk tarawih berjamaah

Engkau bertakbir sedang aku berpujian

Tetapi sudah bertahun ini

Akulah yang harus menggantikanmu bertakbir

Karena ibu enggan menunda mendoakan engkau yang begitu ia cintai

 

Kemudian tibalah saat dini hari

Dimana engkau biasanya akan membangunkan aku, kakak, dan adik-adik

Mengajak bersiap untuk berperang melawan nafsu setidaknya untuk satu hari ini

Tetapi semenjak senja terakhir bulan kesembilan

Hanya Ibu yang datang dalam kesendiriannya

Mengumbar senyum agar kami tetap kuat berpuasa

 

Aku selalu menantikan senja di bulan mulia

Semua hidangan akan tersaji di meja

Mulai dari yang manis sampai yang seadanya

Itulah tanda bahwa dahaga akan lekas mereda

Tetapi senja tak pernah benar-benar indah seperti sedia kala

Saat engkau dan kami masih menjelma sebagai kita

 

Lantas, jika kesempatan itu masih tersisa

Izinkan aku untuk mengajukan sebuah pertanyaan

Di celah-celah langit yang tak mampu kugapai

Di bawah kasih sayang ilahi yang menyelimuti

Adakah engkau juga senantiasa merindu

untuk melewati ramadan bersama seperti dahulu?

(DEW)

Biografi Penulis

*) Muhammad Firnas Hibatulloh

Assalaamu’alaikum. Halo! Nama saya Muhammad Firnas Hibatulloh. Saya adalah mahasiswa program studi Tadris Bahasa Inggris IAIN Kediri semester 4. Saat ini, saya mendapat amanah sebagai redaktur pelaksana divisi News di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dedikasi IAIN Kediri. Ingin ngobrol-ngobrol santai? Kalian bisa hubungi saya lewat akun Instagram: @firnashibatulloh atau email: firnasmuhammad99612@gmail.com

About author

No comments