Angan, Harapan, dan Keyakinan

0

Suatu hari selalu terdapat perasaan mengharapkan sesuatu baik itu hal kecil, ataupun besar, sedikit ataupun banyak, sempit ataupun luas dan sebagainya. Tidak ada perbedaan umur, masih kecil atau sudah dewasa pasti keinginan akan selalu ada. Pada dasarnya, keinginan, bisa dari ingin karena butuh, gengsi, dan mimpi. Selanjutnya, saya akan membalut alur cerita keinginan karena mimpi.

Nama saya Agustina, biasa panggil saya Tina. Saat ini saya sedang melanjutkan studi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kediri. Saya suka berkhayal tapi, untuk masalah keyakinan dan harapan sulit untuk saya dapatkan. Saya akan berbagi cerita dan perasaan, dimana saya mendapatkan tiga shoes impian yang saya inginkan tanpa minta dibelikan sama orangtua. Secara langsung, lewat ikhtiar yang saya lakukan. Perlu digaris bawahi bahwa cerita ini adalah nyata dari pengalaman saya. Jadi, sebelum kalian mengambil kesimpulan, bisa dibaca sampai selesai. Semoga dapat menginspirasi dan menjadikan sebuah ‘reminder’ bagi kalian.

Cerita ini diawali dari pra-DN di SMA. Saat semua orang menggunakan sepatu bagus dan tumbuh jiwa insecure di dalam diri. Saya tidak mengetahui mengapa hal kecil seperti demikian menjadikan saat saya insecure.

Akhirnya, saya belajar buat memperbanyak bersyukur. Lambat laun, saya punya keinginan mengapa saya tidak punya 2 atau 3 sepatu supaya dipakai secara bergantian. Ini bukan soal tidak percaya diri ataupun malu didepan banyak orang, tapi sekadar menyelaraskan penampilan lebih baik.

Hal-hal yang saya lakukan pertama kali ialah mengunduh gambar sepatu dari internet. Kemudian, saya jadikan walpaper di layar gawai. Jadi, setiap saya lihat, saya sholawatin sambil menanamkan kata ‘yakin’ jika saya daat membeli sepatu. Mungkin apa yang saya inginkan adalah hal yang sangat mudah untuk didapatkan bagi orang-orang yang punya uang banyak atau bisa minta sama orangtua, tapi yang membuat suatu kebanggaan tersendiri bagi saya adalah ketika bagaimana proses panjang meraih sesuatu yang kita innginkan dengan kesabaran dan keuletan.

Saya berasa mudah menjalankan dari step by step. Karena apa? Sabar & niat, 2 poin ini sangat penting jadi memang harus ada. Saya menunggu terkumpulnya uang sekitar 1 sampai 2 bulanan baru bisa beli sepatu yang saya inginkan. Untuk sepatu yang kedua, harganya lebih tinggi dibanding sepatu yang pertama. Singkat cerita, sepatu yang kedua ini dibelikan oleh ibu sewaktu saya menemani belanja. Sebelumnya, saya memang pernah minta sama Allah supaya bisa beli sepatu impian tanpa mengeluarkan uang sepersenpun bagaimanapun caranya. Saya juga minta agar dibelikan oleh seseorang tanpa minta langsung kepada orang tersebut. Jadi, Allah yang menjadi perantara pintaku selama ini. Seseorang tersebut ternyata adalah ibu, bersyukur sama Allah, karena beliaulah sepatu impian yang ke-2 bisa saya dapatkan.

Terakhir, sepatu impian yang ke-3 sama halnya ketika saya mendapatkan sepatu yang pertama, yakni saya tabung uang saku dari yang diberikan oleh ibu. Setelah semuanya terkumpul cukup, baru bisa saya dapatkan sepatu impian yang ke-3. Hal yang dapat diambil dari rentang kisah ini adalah saya bersyukur karena sudah dapat apa yang saya inginkan sebab mimpi. Walaupun itu hal yang sangat kecil untuk didapatkan oleh semua orang tapi besar baginya yang tahu seberapa perjuangan dan kesabaran untuk mendapatkannya. Jadi, jika kalian mempunyai angan, harapan ayolah kita yakinkan dan minta sama Yang Maha Pengasih, yang akan memberikan dan mewujudkan. Siapa? Allah. (DEW)

Putri Agustiana*

*Penulis adalah  cendikiawan muda yang lahir pada 15 Agustus 2001 Ds. Wonorejo Ngadiluwih Kediri- Prodi PAI-IAIN Kediri (E-mail: agustianaputri35@gmail.com)

About author

No comments

Rintihan Bumi Pertiwi

Kulihat Ibu pertiwi sedang lara Tangisnya bagai api yang membara Tersirat kutuk mendalam merajalela Bagaimana tidak? Hunian pijakan kaki oleh manusia-manusia hina itu, telah memporak-porandakan ...