Islam merupakan agama yang meletakkan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan bagi setiap pemeluknya. Faktor-faktor yang mendorong umat Islam mencapai kemerdekaan yaitu faktor Ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Di Indonesia, Islam mempunyai peranan penting di bidang pendidikan. Telah tercatat dalam sejarah bahwa Islam telah berjaya dan mengalami kemajuan dalam segala bidang selama beratus-ratus tahun sehingga membuat masyarakat Islam merasa bangga dengan kejayaan yang pernah diraihnya, meskipun disisi lain kenyataannya umat Islam pernah mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Sejarah kehidupan Islam di Indonesia telah diakui sebagai kekuatan cultural, tetapi Islam dicegah untuk merumuskan bangsa Indonesia menurut versi Islam. Sebagai kekuatan moral dan budaya, Islam diakui keberadaannya, tetapi tidak pada kekuatan politik secara nyata. pada masa Orde Lama, Islam telah diberi tempat tertentu dalam konfigurasi yang paradoks, terutama dalam dunia politik. Sedangkan Orde Baru, tampaknya Islam diakui sebatas sebagai landasan moral bagi pembangunan bangsa dan Negara. Pendiskriminasian Islam tersebut memang sudah diawali pada saat wajah (ideologi) Indonesia akan ditentukan sehingga muncullah berbagai gerakan-gerakan dan pertentangan-pertentang Islam anti pemerintah yang di akibatkan kekecewaan terhadap pembentukan Negara Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.
Nah pada saat ini, Dunia informasi dan telekomunikasi yang sangat sangat canggih ini telah membawa perubahan yang sangat drastis kepada generasi muda kita. Yups, atau yang biasa kita dengar dengan istilah generasi Milenial atau ada juga tuh julukan “kids jaman now” Perubahan ini mulai bisa kita rasakan dari cara berkomunikasi, kemudahan akses untuk mengali terhadap informasi apapun,bahkan saatini untuk para santri-santri milenial pun tak perlu khawatir mencari-cari kitab arab pegon atau kitab kuning dengan cara yang sulit..
Wahhh.. masak sih???
Iya lah, kalian yang menggunakan smarthphone ataupun penguna ios bisa tuh dengan mudah mendownload kitab-kitab yang kita cari di Playstore ataupun di Apstore gaezzz.. Yuk yukkk… kang-kang santri dan mbak santri.. di rumah di lalar tuhhh nadhomannya; Jangan keasyikan rebahan aja hahahaha…
Dan jangan khawatir juga, bahkan di masa pandemi yang tengah merabah ini kita bisa loh ngaji secara online tanpa harus mengurangi dan membuang waktu mbak-mbak sekalian, bahkan beberapa pondok pesantren pun membuat ngaji streaming lohhh. Ada yang lewat facebook, instagram live, bahkan ada juga yang live di youtube lohh. Wah maju nya teknologi kita yaaa,sampai cara kita berpikir dan respons kita terhadap permasalahan yang ada pun bisa teratasi dengan mudah. Selama perubahan ini menguntungkan kita, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tapiiiiiii, ada tapinyaaa..
Justru perubahan era globalisasi ini terkadang membawa kita menjadi makhluk yang bodoh dan cenderung pemalas. Loh kok begitu sih? Iya lah, karena Kita terlalu asyik menikmati semua hasil penemuan generasi sebelumnya, sehingga merasa cukup dan terbiasa. Generasi penerus yang menurut penelitian dimulai oleh generasi yang lahir sejak tahun 1980 sampai tahun 2000. Itu berarti, setelah 37 tahun berlalu dapat dipastikan sekitar 87% populasi penduduk bumi sekarang didominasi oleh generasi millennial. Karakter yang dimiliki oleh generasi muda ini juga cenderung khas. Karakter mereka sangat berbeda dari generasi sebelumnya mulai dari budaya, sikap, tingkah laku dan hal lainnya. Hal ini disebabkan Karena generasi ini sedikit banyaknya tinggal menggunakan apa yang sudah ditemukan oleh generasi sebelumnya, yaitu generasi X. Maka generasi ini juga disebut dengan generasi muda penduduk bumi.
Generasi muda suatu umat atau bangsa menjadi tolak ukur terhadap nasib dan masa depan dari umat atau bangsa tersebut. Jika kita ingin melihat kekuatan dan ketahanan suatu umat dan bangsa, maka lihatlah dari kualitas generasi muda yang mereka miliki. Jika generasi muda mereka baik, maka pastilah kekuatan mereka juga baik dan sulit untuk dipengaruhi oleh ideologi atau pemikiran bangsa atau umat lainnya. Namun sebaliknya, jika generasi muda suatu bangsa atau umat buruk, maka dapat dipastikan mereka sangat rentan dengan kehancuran dan mudah untuk dipengaruhi oleh ideologi bangsa atau umat lain.
Karena itu, bila kita cermati lebih lanjut gerakan-gerakan musuh Islam dalam memerangi Islam adalah dengan menghancurkan generasi mudanya terlebih dahulu. Caranya adalah mereka gencar dalam memperkenalkan budaya mereka yang bertentangan dengan ajaran Islam hingga generasi muslim tertarik dan terjerumus ke dalamnya. Bila generasi suatu umat atau bangsa rusak, maka untuk menghancurkannya tidak perlu menggunakan perang senjata dan dan angkatan perang. Inilah yang dipesankan oleh Napoleon Bonaparteketika dia dan pasukannya memenangkan perang salib dari kaum Muslim, bahwa satu-satunya cara berperang dengan generasi Muslim adalah dengan cara perang pemikiran.
Menjadi hal yang sangat penting dan menarik untuk dibahas. Mulai dari mengapa hal ini dapat terjadi, bagaimana kondisi umat pada zaman keemasan Islam sedang berlangsung dan bagaimana nikmatnya hidup pada zaman sains dan teknologi Islam sedang berkembang dengan pesat sampai bagaimana kondisi umat di tengah zaman yang rentan ini. Terlepas dari ingin mengingatnya kembali, justru hal ini dapat menjadi sesuatu yang dapat kita petik pelajaran dari padanya. Dengan membahas kembali, kita ingin agar pemuda Islam bangkit dengan cara mempelajari konsep ilmu keislaman dan menentang penjajahan ideologi bangsa barat yang jelas-jelas memecah umat Muslim di seluruh dunia.
Berkaca pada sejarah, salah satu faktor melemahnya Islam adalah runtuhnya kekuasaan Khilafah di berbagai kekuasaan negara di dunia pada zaman keemasan Islam. Ada 2 nilai inti dari konsep Khilafah ini yang nilainya hilang dari pemuda Islam pada saat itu: Pertama, nilai pemahaman pemuda Islam dari konsep-konsep keislaman, yang kedua adalah memudarnya nilai penerapan dari nilai-nilai keislaman yang diwariskan kepada pemuda Islam. Inilah titik kehancuran fondasi Islam dan terbukanya pintu untuk negara barat memasuki dan memengaruhi pemuda Islam dengan ideologi yang mereka bawa.generasi penerus yang menurut penelitian dimulai oleh generasi yang lahir sejak tahun 1980 sampai tahun 2000. Itu berarti, setelah 37 tahun berlalu dapat dipastikan sekitar 87% populasi penduduk bumi sekarang didominasi oleh generasi millennial. Karakter yang dimiliki oleh generasi muda ini juga cenderung khas. Karakter mereka sangat berbeda dari generasi sebelumnya mulai dari budaya, sikap, tingkah laku dan hal lainnya. Hal ini disebabkan Karena generasi ini sedikit banyaknya tinggal menggunakan apa yang sudah ditemukan oleh generasi sebelumnya, yaitu generasi X. Maka generasi ini juga disebut dengan generasi muda penduduk bumi.
Generasi muda suatu umat atau bangsa menjadi tolak ukur terhadap nasib dan masa depan dari umat atau bangsa tersebut. Jika kita ingin melihat kekuatan dan ketahanan suatu umat dan bangsa, maka lihatlah dari kualitas generasi muda yang mereka miliki. Jika generasi muda mereka baik, maka pastilah kekuatan mereka juga baik dan sulit untuk dipengaruhi oleh ideologi atau pemikiran bangsa atau umat lainnya. Namun sebaliknya, jika generasi muda suatu bangsa atau umat buruk, maka dapat dipastikan mereka sangat rentan dengan kehancuran dan mudah untuk dipengaruhi oleh ideologi bangsa atau umat lain.
Karena itu, bila kita cermati lebih lanjut gerakan-gerakan musuh Islam dalam memerangi Islam adalah dengan menghancurkan generasi mudanya terlebih dahulu. Caranya adalah mereka gencar dalam memperkenalkan budaya mereka yang bertentangan dengan ajaran Islam hingga generasi muslim tertarik dan terjerumus ke dalamnya. Bila generasi suatu umat atau bangsa rusak, maka untuk menghancurkannya tidak perlu menggunakan perang senjata dan dan angkatan perang. Inilah yang dipesankan oleh Napoleon Bonaparte ketika dia dan pasukannya memenangkan perang salib dari kaum Muslim, bahwa satu-satunya cara berperang dengan generasi Muslim adalah dengan cara perang pemikiran.
Menjadi hal yang sangat penting dan menarik untuk dibahas. Mulai dari mengapa hal ini dapat terjadi, bagaimana kondisi umat pada zaman keemasan Islam sedang berlangsung dan bagaimana nikmatnya hidup pada zaman sains dan teknologi Islam sedang berkembang dengan pesat sampai bagaimana kondisi umat di tengah zaman yang rentan ini. Terlepas dari ingin mengingatnya kembali, justru hal ini dapat menjadi sesuatu yang dapat kita petik pelajaran dari padanya. Dengan membahas kembali, kita ingin agar pemuda Islam bangkit dengan cara mempelajari konsep ilmu keislaman dan menentang penjajahan ideologi bangsa barat yang jelas-jelas memecah umat Muslim di seluruh dunia.
Berkaca pada sejarah, salah satu faktor melemahnya Islam adalah runtuhnya kekuasaan Khilafah di berbagai kekuasaan negara di dunia pada zaman keemasan Islam. Ada 2 nilai inti dari konsep Khilafah ini yang nilainya hilang dari pemuda Islam pada saat itu: Pertama, nilai pemahaman pemuda Islam dari konsep-konsep keislaman, yang kedua adalah memudarnya nilai penerapan dari nilai-nilai keislaman yang diwariskan kepada pemuda Islam. Inilah titik kehancuran fondasi Islam dan terbukanya pintu untuk negara barat memasuki dan memengaruhi pemuda Islam dengan ideologi yang mereka bawa. Salam… (@D)
*Sofia Nadiva adalah mahasiswi active Prodi Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Kediri (email:sofiad458@gmail.com)
No comments