USAHA TAK AKAN MENGKHIANATI HASIL

0

Seorang gadis terlihat duduk di teras rumah. Dia menikmati butiran air yang sedari tadi mengguyur kampungnya. Laras, gadis yang kini sedang asyik menikmati hujan sambil menyeruput teh hangat itu terlihat melukiskan senyum. Senyum terukir kala disuguhi pemandangan anak-anak yang sedang asyik hujan-hujan. Dia teringat akan masa kecil, masa terdapat kenangan yang mengesankan untuknya. Masa kecilnya yang dipenuhi dengan perjuangan, perjuangan agar dirinya dapat menjadi seperti anak pada umumnya.

Saat masih di tingkat sekolah dasar, Laras tergolong sebagai anak yang mengalami kesulitan belajar matematika. Hal ini dialaminya hingga duduk di kelas lima. Dia sangat lambat pada pelajaran matematika. Bahkan, ia pernah hampir tinggal kelas saat ia berada di kelas tiga, karena ketidakmampuannya dalam pelajaran matematika. Namun, lambat laun setelah dia berusaha lebih keras untuk mengejar ketertinggalannya, dia merasa semakin lebih baik. Laras bertemu dengan salah seorang guru yang menurutnya sangat spesial dan berjasa dalam proses menyelesaikan masalahnya. Kehadiran guru tersebut merupakan salah satu sebab Laras berhasil keluar dari kesulitan belajar matematika.

Bu Dian, guru yang sangat berjasa dalam kehidupan Laras. Bu Dian begitu telaten mengajari Laras hingga dia tidak lagi mengalami kesulitan belajar matematika. Beliau mengajari dengan cara-cara yang mudah dipahami Laras. Laras semakin bersemangat untuk terus menuntaskan masalahnya. Hingga saat ini, Laras terus mengidolakan sosok Bu Dian dalam setiap langkahnya.

Saat mengingat kenangan itu, Laras bersyukur, bangga. dan tak menyangka akan dirinya saat ini. Mimpi-mimpinya, satu persatu mulai terwujud. Saat ini, ia telah menyelesaikan studi sarjana strata satunya di jurusan pendidikan matematika. Ia sangat bersyukur akan apa yang telah Allah berikan kepadanya melalui orang-orang sekitar. Ia merasa kagum bisa menyelesaikan pendidikannya saat ini apalagi di jurusan ini. Mengingat bagaimana perjuangan Laras di masa kecil saat berhadapan dengan pelajaran matematika. Anak yang semasa kecil mengalami kesulitan belajar matematika tetapi bisa menjadi seorang guru matematika.

Saat ini, Laras juga menjadi volunteer di salah satu daerah yang sebagian anaknya mengalami kesulitan belajar. Dulu, dia pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi anak spesial yang harus berusaha lebih keras dari yang lain untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kini dia berusaha berbagi kisah dan ikut berkontribusi untuk membantu anak-anak yang membutuhkan atau mengalami kesulitan belajar.

***

Laras merasa putus asa, apakah dia mampu menuntaskan kesulitan belajarnya atau tidak. Orang tua pun juga berusaha keras untuk membantu menyelesaikan persoalannya. Laras diikutkan les sana-sini, tetapi tidak ada perkembangan yag signifikan. Sudah banyak biaya yang dikeluarkan.

Suatu ketika, Laras mendengarkan percakapan Ibu dengan tetangganya yang bertamu di rumah dan kebetulan itu adalah ibu dari teman sekelas, yaitu Deni.

“Bu, saya lihat Laras mendapat ranking terakhir terus ya di kelas? Apa Ibu tidak khawatir dengan Laras dan masa depannya?” kata Ibu Deni.

“Ya pasti ada kekhawatiran, Bu. Kami sudah berusaha untuk mencarikan guru les agar dia ada jam belajar tambahan. Selesai itu, saya cek lagi sendiri. Alhamdulillah dia bisa Bu, tapi pelan-pelan. Setidaknya dia sudah berusaha dan ada perkembangan,” tegas Bu Laras.

“Tapi kelihatan lama sekali Bu, tidak seperti anak pada umumnya. Ya apalagi kalau dibandingkan anak saya, Deni. Deni yang selalu ranking satu, jelas jauh berbeda.(terdiam sejenak) Apa jangan-jangan dia …,” tebak Bu Deni.

 “Saya yakin setiap anak memiliki bakatnya masing-masing. Mungkin ini cobaan bagi kami dan Laras,” sahut Ibu Laras sambil tersenyum

Rumah Deni yang tidak jauh dari laras, membuat orang tua mereka sering mengobrol dan membahas tentang perkembangan anak mereka masing-masing. Deni adalah teman sekelas Laras yang tidak pernah absen dari ranking satu. Jika dibandingkan, berbanding terbalik dengan Laras yang berada di ranking bawah. Laras kecil kurang percaya diri, pemurung dan suka menyendiri karena merasa berbeda dari teman-temannya. Laras selalu bersyukur dengan apa yang dia dapatkan saat ini. Laras menyadari akan kemampuannya yang pas-pasan. Namun, dia percaya bahwa dirinya mampu berjalan melewati semua ini.

Laras membayangkan bagaimana nasibnya jika tidak bisa tertangani dengan tepat, mungkin tidak akan seperti sekarang ini. Dia juga berpikir bagaimana nasib anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti dirinya jika tidak tertangani dengan tepat. Hingga akhirnya, dia bercita-cita suatu saat harus bisa menjadi seseorang yang bisa membantu menuntaskan belajar anak yang mengalami kesulitan belajar, seperti dirinya dulu. Pertemuan dirinya dengan Bu Dian adalah sebuah takdir dari Allah yang menjadikannya bangkit. Dia semakin bersemangat untuk menggapai cita-citanya dan membanggakan orang tua. Dia bersyukur dengan apa yang telah ia lalui. Sebuah pengalaman yang sangat berharga baginya bisa sampai pada titik ini.

Laras yakin bahwa apapun yang menjadi masalah akan terselesaikan pada waktunya asal mau terus berusaha. Seperti firman Allah Swt. dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 105, “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Dia juga meyakini bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu, misalnya perubahan akan dirinya, mendapat rezeki, ilmu, kelulusan ujian dan sebagainya. Maka dia harus melakukan suatu usaha secara aktif dan nyata. Sesuai janji Allah, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (Q.S.Ar Rad : 11).

Laras juga tidak pernah berhenti berdoa kepada Allah untuk diberikan kemudahan dalam menjalani takdir yang dia dapatkan. Dia selalu percaya usahanya tak akan pernah mengkhianati hasil yang akan dia dapatkan nantinya. Alhamdulillah semuanya terbukti, janji Allah nyata. Cita-cita mulia Laras dapat terwujud. Dia dapat membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar dan sekaligus membanggakan kedua orang tuanya. (EN)

Biografi Penulis

Ahsana Taqwiyan

Ahsana Taqwiyan atau biasa dipanggil Ahsana, merupakan mahasiswi program studi Pendidikan Agama Islam semester tujuh di IAIN Kediri. Meski tengah sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliah, ia masih meluangkan waktu untuk menulis. Apabila ingin mengenal penulis lebih dekat, dapat menghubungi di e-mail pribadinya ahsanataqwiyan@gmail.com atau akun Instagram @ah_wiyan4.

About author

No comments