IM_POSSIBLE: BERDEMOKRASI DI KALA MUDA

0

Indonesia punya gawe termasuk Kabupaten Kediri selama tiga tahun berturut-turut yakni sejak tahun 2018 dengan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, tahun 2019 dengan gawe Pemilihan Umum 5 kotak dan tahun 2020 ini dengan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. Akan tetapi ada yang unik dengan Pilkada serentak tahun 2020 ini karena tahapan pilkada ini dilaksanakan di tengah mewabahnya virus covid19 yang entah kapan akan berakhir. Era new normal sebagai dampak dari keberadaan pandemi ini memaksa seluruh lapisan masyarakat untuk menjalankan kehidupan baru dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)  yang ketat. Pun demikian dengan penyelenggaran pilkada serentak tahun 2020 ini, beberapa aturan dari KPU RI juga dilakukan penyesuaian mulai dari pengurangan jumlah pemilih dalam TPS, pelaksanaan bimbingan teknis dan rapat-rapat kordinasi secara daring serta pembatasan jumlah peserta ketika menyelenggarakan pertemuan secara langsung.

Namun demikian, penyelenggaraan Pilkada serentak di Kabupaten Kediri di masa pandemi ini tidak menyurutkan semangat kaum muda milenial untuk tetap berpartisipasi menjadi penyelenggara pemilihan baik ditingkat kecamatan maupun di tingkat desa. Kaum muda milenial yang masih duduk di bangku kuliah juga turut andil dalam event lima tahunan ini. Dari data acak tercatat ada sepuluh mahasiswa aktif di Kabupaten Kediri yang menjadi penyelenggara pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kediri tahun 2020 ini.

Jiwa sadar berdemokrasi yang ditunjukkan oleh kaum muda milenial ini bukanlah untuk pencitraan semata melainkan benar-benar keinginan anak muda untuk turut serta mensukseskan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kediri tahun 2020. Partisipasi aktif ini sebenarnya juga sudah ada ketika pemilihan Gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur digelar. Partisipasi aktif ini ditunjukkan oleh mahasiswi poltek eletronika ITS yang secara sukarela mendatangi Kantor sekretariat PPS desa di wilyah kecamatan Papar untuk memberi tanggapan masyarakat bahwasanya dirinya belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang ditempelkan di poskamling yang tidak jauh dari rumahnya. Hal tersebut dikarenakan sehari setelah penempelan DPS serentak dilakukan,  anak muda ini mencoba mengecek namanya dalam berkas tersebut. Dan ketika anak muda ini mendapati bahwasanya namanya tidak tertera dalam DPS tersebut maka atas inisiatif sendiri, anak muda ini mendatangi kantor sekretariat PPS setempat untuk mendaftarkan diri bahwasanya dia termasuk dalam warga yang tidak terdaftar. Perilaku yang ditunjukkan anak muda ini patut ditiru dan diapresiasi karena diusianya yang masih remaja, anak muda ini menunjukkan jiwa sadar pemilunya.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pada umumnya anak-anak muda yang ikut serta berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini adalah mereka yang juga aktif di organisasi-organisasi formal dan nonformal baik organisasi internal kampus maupun organisasi eksternal kampus. Beberapa juga tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang sadar akan demokrasi. Hasil gabungan dari dukungan keluarga dan keterlibatannya dalam kegiatan sosial kemasyarakatannya baik didalam kampus maupun luar kampus ini membuat jiwa nasionalisme anak-anak muda ini terasah dengan baik yang kemudian berdampak positif pada event pesta demokrasi ini. Jiwa nasionalisme yang ditunjukkan oleh anak-anak muda ini juga merupakan contoh bagaimana remaja seharusnya bersikap. Era digital dimana media sosial lebih mendominasi tidak menjadikan kaum muda ini lupa akan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang baik yaitu ikut serta dalam mensukseskan event pesta demokrasi yang ada di wilayahnya.

Jiwa nasionalisme yang ditunjukkan oleh anak-anak muda ini harus senantiasa di pupuk dan ditularkan ke remaja seusianya bahkan ke orang dewasa disekitarnya agar semua warga sadar akan pentingnya berdemokrasi bagi kehidupan mereka. Karena pada hakikatnya, menggerakkan jiwa pemuda milenial agar benar-benar sadar dan mau berpartisipasi dalam pesta demokrasi bukanlah hal yang mudah, semuanya perlu proses yang panjang, bertahap dan pemberian contoh konkrit oleh seluruh pemangku kebijakan dan seluruh kalangan penyelenggara pemilihan yang suddah lama berkecimpung dalam pesta demokrasi baik ditingkatan desa, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun nasional. Semua harus bersinergi dan melakukan sosialisasi yang terus menerus untuk menumbuhkan jiwa sadar berdemokrasi ini.

Semangat anak-anak muda tersebut dalam berperan aktif mensukseskan pesta demokrasi di wilayah tempat tinggalnya menjadi bukti bahwa berdemokrasi itu tidak ada batasan usia. Mengambil peran dalam suksesi pesta demokrasi adalah merupakan tantangan sekaligus pengalaman nyata dalam praktek demokrasi karena dengan terlibat langsung dalam praktek demokrasi mereka secara tidak langsung telah mengaplikasikan pendidikan karakter dalam kehidupan berdemokrasi mereka sebagaimana termaktub dalam PKPU 6 tahun 2020 pasal 2 tentang prinsip penyelenggaraan pemilihan serentak lanjutan yang meliputi prinsip mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, efektifitas dan aksesbilitas. Ke -13 prinsip tersebut harus senantiasa dipedomi dalam melaksanakan setiap penyelenggaran tahapan.

Selain itu  dengan berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi juga mengajari mereka bagaimana cara menghargai dan menghormati perbedaan baik karena perbedaan sudut pandang maupun perbedaan usia. Dengan terlibat langsung dalam penyelenggaraan demokrasi mereka juga belajar tentang kode etik sebagai penyelenggara dimana kode etik yang harus mereka patuhi kadang bertentangan dengan pola pikir mereka sebagai remaja dewasa. Lebih jauh lagi dengan berdemokrasi yang diwujudkan dalam bentuk menjadi penyelenggara, mereka akan lebih mengenal lingkungannya baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial secara luas dan komprehensif sehingga diharapkan kelak mereka mampu menjadi pemuda milenial yang inspiratif yang mampu mewujudkan ekonomi kerakyatan bagi masyarakat sekitar tempat tinggalnya melalui ide-ide kreatif mereka dalam berbagai bidang kehidupan. Salam… (AIN)

Binti Su’aidah Hanur, M.Pd.*

Binti Su’aidah Hanur, M.Pd.*

*Binti Su’aidah Hanur, M.Pd. adalah Dosen  STAI Badrus Sholeh Purwoasri Kediri (Email: freeda0740@gmail.com)

About author

No comments

ISLAM MODERAT DI INDONESIA

Sejak kedatangan  Islam  di bumi  Indonesia,  sepanjang menyangkut   proses penyebarannya sebagai   agama   dan kekuatan kultur, sebenarnya ia telah menampakkan keramahannya. Sejarah mencatat bahwa Islam masuk ...