MEMOTRET GENERASI EMAS DI DESA JATIREJO BANYAKAN KEDIRI

0

Remaja, atau lebih akrab disebut pemuda. Posisi masa yang berada pada simpang transisi antara surga dan neraka. Di usia pemuda, seseorang diliputi banyak pilihan dan tawaran. Usia yang membuat seseorang menjadi kebingungan karena dibentur angin dari arah mana-mana. Begitu juga dengan pemuda di Desa Jatirejo, Kediri, pemudanya ternyata tidak seperti pemuda pada umumnya. Umumnya, pemuda lebih banyak hura-hura menikmati masa muda, tapi di desa tersebut, pemuda lebih banyak menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Ini yang penulis sebut sebagai generasi emas.

Akrab ditemui di siaran-siaran televisi, sikap dan perilaku pemuda yang jauh dari nilai-nilai agama menyebabkan mereka rentan terjerumus pada perilaku-perilaku menyimpang seperti tawuran, bolos sekolah, menyontek, bahkan sampai perilaku yang melanggar hukum seperti minum-minuman keras, melakukan seks bebas, prostitusi, narkoba dan perjudian. Ini merupakan sebalinya, potret generasi emas juga, namun emas imitasian.

Kepedulian remaja terhadap perkembangan Islam di desa Jatirejo Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri ini cenderung biasa saja dan tidak sedikit pula yang tidak peduli atau acuh tak acuh terhadap acara keagamaan di lingkungan sekitar. Karena remaja di desa tersebut, masih suka bergerombol dengan teman-teman yang dekat dengan rumahnya atau bisa dikatakan kurang bisa bersosialisasi dengan remaja lainnya. Karena kurangnya pengarahan dari Tokoh Agama setempat, dan kurangnya komunikasi yang terjalin antaraTokoh Agama tersebut dan remaja sekitar.

Para remaja atau anak-anak muda tersebut masih sibuk dengan dunianya atau urusannya masing-masing, seperti halnya sibuk dengan sekolah, kuliah, kerja, bermain, jalan-jalan, atau bahkan sudah ada yang mulai membina rumah tangga. Dengan keadaan yang seperti itu, maka semakin menambah keegoisan dan tingkat ketidakpedulian mereka terhadap perkembangan Islam di lingkungan sekitarnya.

Di sisi lain, tak sedikit pula remaja yang peduli terhadap perkembangan Islam dan mendukung setiap ada acara keagamaan serta ikut berpartisipasi menjadi panitia dalam acara tersebut. Mereka berusaha mengajak remaja lainnya yang kurang peduli dengan kegiatan keagamaan, menjadi lebih peduli dan mau berpartisipasi dalam acara tersebut. Apa usaha mereka untuk mengajak remaja lainnya? Usaha tersebut dengan cara memberi undangan remaja dan mendatangi ke rumahnya masing-masing, serta memberinya motivasi agar tidak malas untuk datang.

Para tokoh agama setempat pun juga ikut andil dalam memotivasi warga sekitar, terutama memotivasi kepada para orang tua. Agar mereka bisa menjadi contoh yang baik kepada anak-anaknya dan mampu mengajak anaknya mengikuti acara keagamaan agar dapat meningkatkan religiusitasnya. Karena guru yang pertama bagi anak adalah orang tua.

Mengapa para remaja harus ikut berpartisipasi dalam perkembangan Islam? Karena remaja merupakan usia yang paling rawan terkena pengaruh dari luar yang bersifat cenderung lebih banyak sifat negatifnya daripada sifat baiknya. Karena hal inilah yang mengharuskan kita para remaja untuk tetap mempelajari ilmu agama agar tidak salah langkah dan punya pendirian yang tetap, tidak mudah terpengaruh oleh dunia luar. Dunia luar sangat mudah masuk kedalam diri para remaja melalui telepon selular maupun melalui sosial media yang sekarang ini sangat mudah untuk diakses. Karena hal inilah peran pendidikan dan agama juga sangat penting untuk mengontrol emosi dan sikap yang ditimbulkan.

Untuk mengatasi atau mengurangi hal negatif yang mungkin terjadi pada anaknya, maka orang tua biasanya memilih untuk memondokkan anaknya di pesantren. Hal ini diharapkan agar anak mereka nantinya mampu menjadi anak yang sholeh atau sholeha, membanggakan orang tua, dan memberikan contoh yang baik kepada orang disekitarnya.

Peran remaja sebagai Agent of Change, sebagai remaja yang aktif dan kreatif, ia dituntut untuk dapat membawa perubahan kepada kehidupan yang lebih dinamis dan modern. Dengan pengetahuan dan pendidikan yang lebih berkembang dari sebelumnya, khususnya pengetahuan dan pendidikan Islam. Para remaja diharapkan dapat membawa perkembangan yang positif di segala aspek. Dalam hal ini juga harus dibarengi dengan tingkat moralitas yang baik. Para remaja harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga memiliki jiwa moralitas yang tinggi utamanya dalam bersikap di masyarakat. Siapapun seseorang dan diri manapun asalnya yang paling mulia adalah yang paling baik akhlaknya. Rasulullah SAW bersabda : “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi). Salam… (@D)

Kiki Nurtya Prasiska*

Kiki Nurtya Prasiska*

* Kiki Nurtya Prasiska adalah adalah Mahasiswi Aktive IAIN Kediri (kikinurtya46@gmail.com)

About author

No comments

GURATAN GENERASIKU

Gencatan dunia kian membara Terkapar kasih sayang dan lara Gemelut dengan dimensi fatamorgana Terkungkung pada pojok-pojok zona Era globalisasi menjadi saksi Robot-robot digital kini beraksi ...