EMAS (1)
Dulu waktu senja, sedang tidak sehat
Cincin emas bertelur manisnya kembang gula
Dengan tak karuan menunggangi
Semesta kata.
Kata per kata
Ialah selaka, ialah tuba tikus bagi ibu mertua.
Sampai-sampai, ditangkisnya
Neraka rasa.
Kini waktu senja, sedang tidak sehat
Sementarasuami menggodaku di dalam barak.
Dalam semasa
Aku tidak bisa meladeni,
(Sememangnya istri) aku
Menyervis kamar mandi sebab sehabis memeriksa betapa
berwarnanya air seni
Untuk bersikap baik-baik saja layaknya
Drama India: suamiku curiga bahwa ada iblis
Yang menggoda kepercayaannya.
Dengan segera menerkam layaknyadiam dan menepati
Kesanggupan.
EMAS (2)
Mengharap (mengawasi belahan buah) seorang mangga:
Seperti membeli emas dan melayangkan pandang seperti
Menara api yang merapatkan pandangan:
Kepada seorang yang menginginkan rasa tawar yang sampai-
Sampai, ditangkisnya neraka rasa.
Dengan Segera menerkam layaknya
diam dan menepati kesanggupan.
“Walaupun aku sekarang engkau tanam dalam keranjang
Layaknya diam dan menepati kesanggupan
Walaupun aku sekarang didalam keranjang
Bak diam dipadam kelapangan:
Kepada engkau yang masih dapat,mengayomi
jasadku, Kang ….”
(DEW)
Madiun, 03 Februari 2021
BIONARASI:
Alvida Maulida Bowo. Seorang gadis berusia 12 tahun yang duduk di bangku SMP. Lahir di Malang, 19 Maret 2008. Tumbuh dan besar di kota Madiun. Menyukai dunia sastra sejak 7 bulan yang lalu. Sering kali memenangkan kejuaraan puisi. Karya-karyanya telah dimuat di beberapa media massa dan dimuat di puluhan buku antologi. Untuk mengenal lebih jauh tentang penulis dapat follow akun instagram @alvd_52253 atau e-mail pribadinya vida52253@gmail.com
No comments