MENINGKATKAN KECERDASAN DAN BAKAT ANAK DI TENGAH PANDEMI COVID-19

0

Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara sekaligus negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Indonesia juga merupakan negara berkembang di Asia Tenggara dan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia merupakan negara yang makmur dan sentosa. Namun, di tengah kemakmuran rakyat Indonesia, pada awal tahun 2020 Indonesia diterpa oleh bencana yang merebak ke seluruh dunia yaitu Covid-19 atau virus corona. Sebagai virus yang baru muncul di awal tahun 2020, tetapi perkembangannya secara cepat dan nyata merebak ke berbagai negara di dunia. Di mana hal ini membawa dampak pada peningkatan angka kematian yang diakibatkan oleh virus ini. Oleh karena itu, untuk meminimalisir angka kematian karena terpaparnya Covid-19, khususnya dalam dunia pendidikan maka berbagai negara salah satunya Indonesia mengambil berbagai kebijakan untuk menyelamatkan dunia pendidikan dari ambang keterpurukan.

Adapun kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia yang telah disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadhiem Makarim, pendidikan yang selama ini berjalan secara tatap muka di sekolah berganti menjadi daring (dalam jaringan) atau secara virtual dalam dunia maya. Perubahan sistem pendidikan yang serentak dan sangat kompleks ini tentu membawa dampak yang masif seperti munculnya kendala-kendala dari seluruh stakeholder yang ada, mulai dari pemerintah Indonesia sendiri hingga sampai kepada siswa dan orang tua siswa tersebut. Salah satu permasalahan yang sangat terasa bagi siswa, guru, dan orang tua murid akibat pembelajaran secara daring adalah penyampaian materi yang sukar dimengerti karena kendala jaringan, pemberian tugas yang terlampau menumpuk. Hal ini apabila tidak dapat diimbangi dengan kondisi yang mendukung maka dapat mengganggu kecerdasan dan bakat siswa yang ada dalam diri siswa yang seharusnya mendapat wadah untuk mengembangkannya sebagai fitrah dari kesempurnaan manusia, seperti dalam firman Allah SWT:

وَنَفۡسٖ وَمَا سَوَّىٰهَا  ٧

Artinya : “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)”.(Q.S. Ash-Syams (91):7)

Dengan kondisi yang begitu sulit di tengah pandemi covid-19, maka untuk tetap dapat melaksanakan jalannya pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat, yaitu”Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa” yang kemudian dijelaskan secara luas dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta dengan adanya SKB (Surat Keputusan Bersama) tiga menteri yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri untuk memunculkan kurikulum darurat di tengah pandemi Covid-19.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mujadilah ayat 11, yaitu:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١

Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: ‘Berlapang-lapanglah dalam majlis,’ maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah (58):11)

Dari ayat Al-Qur’an di atas memberi makna akan pentingnya tetap menuntut ilmu dalam segala kondisi, bahkan Allah SWT memberi motivasi kepada kita, “Akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Dengan demikian maka pendidikan yang ada sekarang ini tidak hanya tertuju kepada pendidikan yang ada di lembaga pendidikan seperti sekolah tetapi bisa dimanapun dan kapanpun.

Oleh karena itu, pendidikan sekarang yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 bukan berarti pendidikan sedang mandek (berhenti). Namun, tetap berlangsung dimanapun dan kapanpun. Seorang ahli pendidikan Howard Gardner membagi kecerdasan menjadi 8 yang disebut dengan Multiple Intelligence, yaitu kecerdasan bahasa, kecerdasan logis matematis, kecerdasan kinestetis, kecerdasan musical, kecerdasan spasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Dengan beragamnya kecerdasan yang ada ini dapat menjadi acuan dari orang tua siswa untuk tetap dapat mengembangkan kecerdasan yang ada dalam diri siswa dengan tetap berkolaborasi dengan guru sebagai pendidik, dengan cara memberikan materi pembelajaran yang menarik yang diambil dari kompetensi-kompetensi esensial sehingga tidak akan menghasilkan penumpukan materi dan tugas yang mengakibatkan siswa malas untuk belajar.

Selain meningkatkan kecerdasan, bakat yang ada dalam diri siswa merupakan hal yang sangat penting. Belajar di rumah sebagai pengganti pembelajaran tatap muka di kelas jangan sampai menyebabkan bakat yang ada dalam diri siswa menjadi tenggelam. Maka, orang tua murid dan guru sudah selayaknya untuk mengetahui bakat yang ada dalam diri siswa. Munif Chatib dalam bukunya Orangtuanya Manusia memberikan penjelasan mengenai karakteristik dari anak berbakat yaitu aktivitas yang disukai tidak bisa dibatasi, bakat biasanya memunculkan banyak momen spesial, merasa nyaman mempelajari aktivitas yang disukai, bakat itu fast learner, bakat terus-menerus memunculkan minat untuk memenuhi kebutuhan anak, bakat selalu mencari jalan keluar, bakat menghasilkan karya, dan bakat menjadikan anak menyukai unjuk penampilan. Dengan mengetahui karakteristik di atas, dapat memberi tahu apakah anak itu mempunyai bakat dan bakat apa yang ada dalam dirinya untuk selanjutnya dikembangkan.

Covid-19 atau virus corona telah mengubah sistem pendidikan yang ada di Indonesia sekarang ini, tentu untuk meningkatkan kecerdasan dan bakat anak tidak bisa dikembangkan di sekolah secara langsung. Namun, untuk memberikan dan dapat mengoptimalkan pembelajaran guna meningkatkan kecerdasan dan bakat anak, maka dapat dilakukan sistem terpadu yaitu peleburan dari pembelajaran tatap muka dan daring. Dengan sistem terpadu ini, pembelajaran tidak berbasis di sekolah saja tetapi juga di rumah. Pembelajaran tidak hanya dari bimbingan guru sebagai pendidik dengan berkolaborasi bersama orang tua murid. Dengan pembelajaran semacam ini maka transfer knowledge and transfer value akan tetap berlangsung karena ada tatap muka. Namun dibatasi dan terdapat pembelajaran secara daring juga.

Selain dengan model pembelajaran terpadu, orang tua siswa juga dapat mengembangkan kecerdasan dan bakat yang ada dalam diri siswa. Menurut Munif Chatib, untuk mengoptimalkan kecerdasan dan bakat yang ada dalam siswa yaitu dengan membiarkan anak Anda menemukan bakat dan minatnya sendiri. Perhatikan aktivitas yang dia pilih karena aktivitas itu merupakan sumber bakat anak, mengajak anak sesering mungkin mengikuti pengalaman-pengalaman hidup menarik yang dapat memunculkan bakat anak yang terpendam, orang tua jangan selalu menuntut kesempurnaan, terbebas dari kesalahan, dari sesuatu yang dilakukan anak Anda. Hargailah kesalahan yang dilakukan dan kenakalan anak dengan resiko sebuah kesalahan, menjawab pertanyaan anak sebagaimana mestinya karena mereka akan selalu bertanya apapun yang mereka lihat, membuat proyek khusus keluarga karena kreativitas yang dibangun bersama dapat membantu bakat anak. Proyek ini dapat dilihat dari hasil Multiple Intelegence Research (MIR) anak, orang tua jangan memaksa anak mempelajari pelajaran tertentu yang diinginkan orang tua hingga dia mengalami stress, orang tua harus memberikan dorongan bukan memaksa, memberi mereka penghargaan yang tinggi tetapi realistis, temukan lingkungan yang kaya akan sesuatu yang berhubungan dengan panca indra anak dengan memberikan bahan-bahan di sekeliling rumah yang akan merangsang indra mereka, mempertahankan keinginan orang tua untuk belajar sehingga anak akan terpengaruh oleh orang tua sebagai teladannya, dan orang tua jangan membatasi dan memberi anak anda label negatif sehingga label ini akan memberatkan anak untuk mencapai reputasi.

Dengan demikian, adanya Covid-19 atau virus corona ini pendidikan yang ada haruslah tetap berlangsung demi mencapai tujuan bersama, tetapi dikemas dengan sistem yang berbeda untuk tetap menjaga kesehatan bersama. Covid-19 bukanlah menjadi ajang untuk saling menyalahkan di antara kita, tetapi untuk saling bergandengan tangan mengatasi bencana yang merebak ke penjuru dunia ini. Berdoa kepada Allah SWT dan berusaha adalak tonggak semangat kita untuk mengatasi masalah ini serta selalu bermuhasabah untuk selalu meningkatkan apa yang ada dalam diri kita. (EN)

BIOGRAFI PENULIS

Mochamad As’ad Wakhidul Kohar

Mochamad As’ad Wakhidul Kohar seorang mahasiswa aktif program studi Pendidikan Agama Islam di pascasarjana IAIN Kediri. Untuk mengenal lebih jauh tentang penulis dapat menghubungi e-mail asadasad.aa779@gmail.com

About author

No comments

The Power of ‘Mahasiswa’

  Mahasiswa, sebuah status yang disandang oleh seseorang yang melanjutkan pendidikannya setelah pendidikan wajib 12 tahun dan sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi. ...